“Masih terjadi dinamika yang fluktuatif terkait kecenderungan pilihan masyarakat Kota Bandung. Memang hingga saat ini belum ada kepastian siapa saja yang akan menjadi peserta Pilwalkot Bandung sehingga masyarakat belum menentukan pilihan,” katanya.
“Namun yang harus diperhatikan adalah meskipun sempat dinyatakan mundur dari pencalonan, elektabilitas Atalia masih sangat tinggi dan mendomiinasi di antara nama-nama yang muncul pada bursa,” tambah Fajar.
Kader Golkar Mendominasi dalam Bursa Wali Kota
Fajar menilai, partai politik masih menjadi sumber utama kaderisasi politik terutama untuk mengisi jabatan publik kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kota Bandung.
“Belum terlalu banyak nama-nama di luar kader partai politik yang menghiasi bursa kepala daerah di Kota Bandung,” ujarnya.
Sejauh ini, beberapa partai politik pun telah membuka pendaftaran untuk penjaringan di internal partai. Fajar menyebut, Partai Golkar merupakan partai politik yang paling banyak memunculkan nama di bursa kandidat.
Selain Atalia, H. Edwin Sanjaya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung berada di posisi ketiga dalam popularitas. Disusul oleh Ir. H. Juwanda dan Arfi Rafnialdi sebagai kader baru Partai Golkar faksi Ridwan kamil.
Selain partai Golkar, PKS merupakan partai politik kedua yang berhasil mendorong tiga nama untuk masuk ke bursa pencalonan wali kota Bandung. Sementara Gerindra dan Nasdem masing-masing menyumbangkan dua kadernya untuk masuk ke bursa.
“Partai Golkar berhasil menjalankan fungsi edukasi dan kaderisasi politik jika dilihat dari jumlah figur kader partai partai yang berhasil merebut perhatian masyarakat,” ungkapnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini