bukamata.id– Penjabat Gubernur Bey Machmudin mendukung penerapan metode wolbachia yang dikembangkan Kementerian Kesehatan untuk mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jabar.
Hal ini dilakukan karena Jabar masih menghadapi ancaman DBD, sehingga menjadi tantangan bagi Pemda Prov Jabar dan pemda kabupaten/kota untuk ditanggulangi. Dinkes mencatat dari Januari – Juni 2023 ada 7.512 kasus DBD di Jabar, 49 diantaranya meninggal dunia.
Kota Bandung penyumbang kasus DBD terbanyak di Jabar dengan 1.021 kasus, sedangkan yang paling sedikit Kota Banjar 20 kasus
Menurut Bey, Kementerian Kesehatan tentunya sudah melakukan uji klinis secara ilmiah sebelum diputuskan untuk menjalankan metode ini. Diharapkan metode tersebut ampuh dalam memberantas DBD.
“Ya itu kan pencegah DBD, sudah mulai diuji, sebetulnya baik. Kita jangan terlalu reaktif (atas kritik),” ujar Bey Machmudin, di Kota Bandung, Selasa (21/11/2023).
“Tentunya nanti ada keuntungannya, kita percaya Kementerian Kesehatan sudah melakukan ujicoba dan aman,” tambahnya.
Bey menambahkan, sosialisasi perlu diperluas terutama di daerah yang diujicobakan, sehingga masyarakat bisa menerima metode wolbachia untuk menangkal DBD.
Belakangan, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan Kementerian Kesehatan agar berhati – hati dengan penggunaan metode wolbachia untuk mencegah DBD, karena berpotensi membentuk mutasi baru.
Adapun Wolbachia merupakan bakteri yang bisa tumbuh di tubuh serangga kecuali nyamuk aedes aegypti. Melalui serangkaian percobaan, peneliti dunia berhasil memasukkan bakteri wolbachia ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti. Bakteri wolbachia diketahui dapat mencegah replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini