bukamata.id – Ada pemandangan yang menyita perhatian pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-177 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Bale Pakuan, Selasa (20/5/2025). Di tengah suasana reflektif yang seharusnya menjadi momen kontemplatif kebangsaan, muncul sosok yang justru memantik kontroversi: Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah.
Dai kondang itu hadir bukan sekadar sebagai tamu, tetapi juga menyampaikan ceramah di hadapan undangan. Namun, kehadiran Gus Miftah yang dikenal dengan gaya dakwah blak-blakan dan kerap dianggap nyeleneh ini rupanya memicu gelombang kritik, terutama dari netizen yang merupakan pendukung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ulama Kontroversial, Ceramah yang Mengundang Sorotan
Gus Miftah bukan nama asing dalam lanskap dakwah Indonesia. Ia sering tampil di berbagai forum dengan gaya tutur lugas, kadang menabrak batas norma dakwah tradisional. Beberapa pernyataannya pernah memantik polemik, mulai dari komentar merendahkan seniman Yati Pesek, hingga pernyataan kontroversial soal penjual es teh di sebuah pengajian di Magelang.
Gaya berdakwahnya yang “apa adanya” memang menarik sebagian kalangan, tetapi juga mengundang resistensi dari kelompok lain yang menilai ceramahnya kurang beretika dan tidak mencerminkan sosok ulama panutan.
Tak heran, kehadirannya dalam acara resmi Pemprov Jabar pun langsung menjadi sasaran kritik di media sosial. Kolom komentar unggahan Instagram Gubernur Dedi Mulyadi yang biasanya dipenuhi pujian, kali ini dibanjiri komentar bernada kecewa.
“Aya si gus gusan geuning euy,” kata @aris*.
“pa atuh ulang deket2 s gus miftah lah.. urg jawabarat ge snes mending pmi bde nyandak ulama kangge nga do’a mah nyandak we ulama2 ti Jawabarat se’eur pa dedi,” ujar @dhini*.
“Pak naha teu ngulem ulama nu sae ti jabar aja atuh pak,,, seer di jabar teh naha kedah jalmi eta,” tulis @raza*.
“Abi teu nonton nu ieu srng nu kamari mah pak, skip ah. Bapak kmh siga nu teu aya ulama sae wae d jawa bawat, ieu kalah ngundang duta es teh. Etikana ge teu aya, batur nyimak ieu hayeuh tungkul ngome HP,” kata @sweet*.
Gubernur dan Gus Miftah: Hubungan Politik dan Personal
Bagi yang mengikuti dinamika politik Jawa Barat, kedekatan antara Dedi Mulyadi dan Gus Miftah bukan hal baru. Diketahui, Gus Miftah adalah tokoh kunci yang membuka jalan pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Langkah itu membuka jalan bagi Dedi untuk bergabung ke dalam partai tersebut setelah angkat kaki dari Golkar.
Tak sedikit yang menilai bahwa kedekatan personal inilah yang menjadi alasan kuat di balik undangan Gus Miftah ke acara resmi Pemprov Jabar. Namun, di tengah ekspektasi publik terhadap keteladanan seorang pemimpin dalam memilih tokoh agama yang dihadirkan di ruang-ruang publik, keputusan ini menimbulkan pertanyaan: Apakah pilihan tersebut mencerminkan semangat kebangkitan nasional yang inklusif dan menghargai kearifan lokal?