Bukan hanya itu, Jabar Istimewa juga memastikan jika provinsi ini memiliki lingkungan yang baik, masyarakatnya memiliki rumah layak huni, dan fasilitas publik seperti jalan yang mulus.
“Itu istimewa. Yang disebut istimewa itu adalah masyarakatnya sudah tidak ada lagi ada yang BAB di depan rumah. Di saluran kecil semua punya sanitasi lingkungan yang memadai, tidak ada rumah roboh, tidak ada lagi rumah yang tidak ada listriknya, tidak ada lagi jalan bolong,” tuturnya.
“Kalau bahasa Kangdul, istimewa itu adalah jalannya mulus, sakolna aralus, rakyatna ka urus. Itu lah istimewa totalitas,” tambahnya.
Di sisi lain, Dedi memastikan kehadirannya di kantor DPW Persis Jabar ini bukan untuk meminta dukungan dalam Pilgub Jabar nanti.
“Saya tidak minta dukungan. Saya tidak akan minta dukungan pada lembaga-lembaga keagamaan. Karena saya tidak mau menodai kesucian lembaga agama yang harus berpegang teguh pada amar ma’ruf nahi munkar,” katanya.
Sebagai mantan aktivis, kata Dedi, dirinya membahas terkait dengan pendidikan anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa.
“Saya tahun 90-an aktivis mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam. Jadi biasa membuat pelatihan-pelatihan dasar kepemimpinan bagi
anggota,” ungkapnya.
Dedi menilai, pengembangan pendidikan tidak hanya terbatas secara eksklusif di internal saja, namun juga terbuka untuk eksternal.
“Pada keluarga besar Persis harus mulai terbuka pada semua orang untuk bersekolah di sini dengan sistem yang memadai,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini