Namun, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje-Ronald masih memiliki kemampuan untuk mengejar elektabilitas pasangan nomor urut empat tersebut.
Sebab, kata dia, tingkat perubahan di masyarakat hingga saat ini masih tinggi. Bahkan, hampir lima daerah masyarakat masih bisa mengubah pilihan berdasarkan figur, kandidat, kampanye kandidat dan kunjungan tim.
“Sedangkan Bekasi yang berbeda itu 45% karena uang barang atau jasa,” katanya.
“Jadi, Pilgub bisa dikejar jika pasangan calon yang elektabilitasnya tinggi terkena kasus hukum, itu yang akan menurunkan elektabilitas. Paslon yang lain pun effortnya harus agak tinggi, karena untuk menaikkan di angka 5% itu agak berat kan posisinya. Sedangkan untuk isu-isu yang lain (agama, keluarga, dll) itu tidak berdampak terhadap pasangan calon posisinya,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Ragaplasma Research, Romdin Azhar menyampaikan, berdasarkan hasil riset, semua pasangan calon masih memiliki peluang untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas menjelang masa kampanye berakhir, karena perubahan dukungan masih tinggi di tengah masyarakat.
Hanya saja, dari sisi strategi harus matang. Pasangan yang elektabilitasnya masih rendah harus bisa menentukan daerah mana yang perubahan pilihan masyarakatnya tinggi.
“Masih bisa mengejar, tinggal strategi apa yang digunakan oleh paslon, basis apa yang disasar, segmentasi apa yang mau disasar. Wilayah mana yang difokuskan dengan Tingkat perubahan yang masih tinggi,” ujar Romdin.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini