Berdasarkan pengamatannya dari pilkada ke pilkada yang lalu, termasuk saat pilpres kemarin, meningkatkan elektabilitas 5 persen itu sangat membutuhkan usaha yang luar biasa, kesiapan sumber daya pun harus menyesuaikan.
“Semua effortnya harus menyesuaikan. Misalkan gini, kan ini jaraknya masih jauh, pengen ngejar, ini jaraknya berapa kali lipat? Misalkan tiga kali lipat, berarti yang harus dilakukan adalah tiga kali lipat yang sedang dilakukan sangat ini,” paparnya.
“Kalau hari ini ke lapangan tiga titik, harus sembilan titik. Kalau balihonya ada 100, jadi harus 300. Artinya effort ini harus tinggi, karena di lapangan masyarakat sudah semakin memahami,” tandasnya.
Perlu diketahui, survei yang dilakukan Skala Institute bersama Ragaplasma Research ini menggunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 5% dengan sistem pengambilan survei melakukan wawancara tatap muka di enam daerah yakni Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon dan Kabupaten Cianjur.
Setiap daerah diambil 400 orang responsden terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi dan usia.
Dalam survei ini, setiap responden ditanyakan soal tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah hingga mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas pasangan kandidat Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, serta Gubernur/Wakil Gubernur Jabar.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini