Di sektor ekonomi, kepemimpinan Dedi berhasil menarik Retribusi Tenaga Kerja Asing (RTKA) yang hingga November 2024 mencapai Rp 2.649.167.800, sebuah pencapaian yang tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, realisasi investasi di Kabupaten Majalengka dan kawasan Rebana dari hasil West Java Summit telah mencapai Rp 23 triliun.
“Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Majalengka hingga September 2024 tercatat mencapai 1.864.000 orang, melebihi target tahun ini yang sebesar 1,6 juta wisatawan. Kami juga menginisiasi pembuatan batik Majalengka yang diberi nama ‘Jagat Maja’ dan ‘Reksa Bumi’,” ungkapnya.
Di bidang lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam, Dedi berhasil mempercepat alih status hutan lindung menjadi hutan produktif yang nantinya akan diserahkan kepada masyarakat Desa Nunukbaru dan Desa Cengal, Kecamatan Maja.
Masyarakat di kedua desa tersebut telah menantikan kepemilikan hak atas tanah mereka selama puluhan tahun.
Dalam hal reformasi pemerintahan, Dedi juga melimpahkan kewenangan kepada camat dan melakukan desentralisasi anggaran ke tingkat kecamatan yang mulai efektif pada Oktober 2024.
BPBD Majalengka pun berhasil mendapatkan insentif yang sebelumnya tidak ada.
“Pada tahun ini, Pemkab Majalengka juga berhasil menyelesaikan kelebihan bayar dari total 860 temuan BPK sejak 2005, dengan 74 temuan yang masih dalam proses penyelesaian melalui kolaborasi dengan Kejaksaan Negeri Majalengka,” tambah Dedi.
Selama hampir satu tahun menjabat, Dedi Supandi juga berhasil meraih sedikitnya 25 penghargaan, baik untuk kategori pribadi maupun Pemkab Majalengka. Penghargaan tersebut diterima dari berbagai instansi pemerintah hingga swasta, di antaranya:
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini