“Kita berada di Kampung Adat ini untuk mendapatkan nasehat dari para kasepuhan, yang telah lama melaksanakan musyawarah dan mufakat. Demokrasi modern yang kita kenal saat ini tidak lepas dari budaya adat yang mengedepankan musyawarah,” ujar Yunike.
Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Kota Bekasi, Faris Ismu Amir, menjelaskan rincian calon pemimpin yang akan berkompetisi dalam Pilkada Jabar dan Walikota Bekasi mendatang.
Ia juga menyampaikan bahwa “Touring Demokrasi” akan mengunjungi 27 kabupaten/kota di Jabar untuk mendorong partisipasi pemilih di seluruh provinsi.
Selanjutnya, perwakilan dari kasepuhan masyarakat adat Bekasi, Abah Agus, memberikan pengantar sejarah Kampung Kranggan sebagai situs budaya tertua di Kota Bekasi. Rumah adat Kampung Kranggan, yang telah berdiri sejak abad ke-15, menjadi simbol kebijaksanaan dan musyawarah mufakat yang diwariskan turun-temurun.
“Rumah panggung ini adalah warisan budaya yang memiliki ruang musyawarah, tempat masyarakat berkumpul dan menyelesaikan masalah secara damai. Tradisi ini mengajarkan kita akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam demokrasi,” jelas Abah Agus.
Rangkaian acara ditutup oleh MC dengan doa bersama dan persembahan hiburan berupa tarian dan musik tradisional, menandai akhir dari kegiatan Touring Demokrasi di Kampung Adat Kranggan.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat adat Kota Bekasi dapat lebih memahami nilai demokrasi dan berperan aktif dalam Pilkada 2024 untuk memilih pemimpin yang benar-benar membawa kemaslahatan bagi Jabar.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini