“Jawa Barat ini adalah wilayah terbesar dalam hal jumlah pemilih di Indonesia, oleh karena itu kita tidak bisa melakukan sosialisasi ini sendiri dan ini butuh sinergi dari stakeholder salah satunya kita bekerja sama dengan Sindikasi Pemilu dan Demokrasi,” katanya.
Chaeruman berharap, kehadiran Sindikasi Pemilu dan Demokrasi ini dapat menjadi agen kepemiluan dalam menyampaikan informasi terkait Pilkada 2024 kepada masyarakat.
“Minimal menyampaikan ke temen-temen yang lain bahwa ada Pilkada serentak di daerah masing-masing pada 27 November 2024. Dan sesuai dengan tagline kita juga, kita harus gembira ke TPS, gembira memilih langsung, jangan sampai pemilu ini dijadikan sebagai ajang polarisasi, jangan ada beda pilihan jadi baper-baperan,” tuturnya.
Sementara itu, Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Putra Satria mengatakan, pihaknya memiliki fokus bagaimana mengajak masyarakat khususnya para generasi muda untuk peduli terhadap demokrasi.
“Saya yakin kita semua menyadari bahwa Pemilu 2024 juga Pilkada 2024 itu waktunya kita, waktunya anak muda ambil peran, karena menurut data, di tahun 2024 ini partisipasi paling besar adalah dari kelompok pemilih pemula, sekitar 50-52% partisipasi dan itu pemilihnya adalah Gen z yang usianya 17 sampai dibawah 30 tahun,” bebernya.
Putra pun mengucapkan terima kasih kepada KPU Jabar yang telah mengajak Sindikasi Pemilu dan Demokrasi untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan kali ini.
“Hari ini ada program Sosialisasi Pendidikan Pemilih kepada seluruh masyarakat terutama Gen Z, kami berterima kasih atas keterbukaan dari penyelenggara pemilu yang peduli terhadap pemilihnya yaitu anak muda,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini