Valina juga mengingatkan bahwa pemilih harus cerdas dan selektif dalam menentukan pilihan.
“Jangan hanya terjebak pada popularitas atau janji manis. Kita harus memastikan bahwa calon pemimpin memiliki rekam jejak yang baik dan mampu mewujudkan perubahan positif bagi masyarakat,” lanjutnya.
Sementara itu, pemerhati pemilu, Nana Sabarna, mengajak peserta untuk menjadi pemilih yang cerdas dan kritis terhadap informasi yang diterima.
“Sebagai pemilih, kita harus melakukan verifikasi informasi sebelum memutuskan untuk percaya. Dengan begitu, kita bisa menghindari hoaks dan misinformasi yang dapat merugikan proses demokrasi,” ujar Nana.
Ia juga menekankan pentingnya menolak praktik politik uang dan politik SARA, yang sering kali merusak integritas pemilu.
“Mari kita menjaga integritas pemilu dengan menolak segala bentuk politik uang dan SARA, serta memilih berdasarkan visi misi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Peserta aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai aspek teknis Pilkada dan peran mereka sebagai pemilih pemula.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan pemberian plakat sebagai simbol apresiasi atas kolaborasi antara KPU Jabar dan Yayasan Indonesia Mampu Berdaya.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam meningkatkan partisipasi pemilih muda dalam Pilkada 2024.
Melalui pendidikan pemilih ini, generasi muda diharapkan tidak hanya memahami hak dan tanggung jawab mereka, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga integritas demokrasi di Indonesia.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini