“Dan pas dipager bapak polisi yang bernama M Rustandi itu yang dari siang saya perhatiin udah sangat emosi kepada kami dia nyegat saya dan bilang “Gara-gara kau anjing semua mau masuk kejadiannya jadi kaya gini”. Dan akhirnya dia itu mau memukul saya tapi ditahan sama polisi yang lain,” terangnya.
Karena peristiwa itu, kata Lia, warga Dago Elos dan polisi pun sempat bersitegang. Bahkan salah satu polisi sempat mengeluarkan senjata.
“Akhirnya terjadi keributan antara aliansi sama polisinya dan saya dengan jelas melihat salah satu polisi udah mau ngeluarin senjatanya juga tapi akhirnya ga jadi gitu terus setelah itu dengan sangat kecewa saya akhirnya pulang bersama yang lain terus,” tuturnya.
Setibanya di Dago Elos, warga pun kembali melakukan protes di Terminal Dago dengan melakukan blokade jalan pada malam hari tepatnya pukul 20.58 WIB.
“Warga melakukan koordinasi dan meluapkan perasaan kecewa dan ingin menuntut agar laporan diterima oleh polrestabes dengan cara memblokade jalan sementara yang masih ada di wilayah pemukiman warga,” ujar Rizki.
Pukul 21.45 WIB, kepolisian dengan unit huru hara disebut tiba di lokasi. Rizki menyebut, warga mencoba untuk melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian.
“Niat baik warga diterima oleh anggota polisi yang bernama Ardiansyah dari Polda Jabar yang bertugas sebagai negosiator,” imbuhnya.
Rizki mengatakan, warga pelapor bersama tim kuasa hukum menyepakati dan tengah bersiap untuk berangkat ke Polrestabes Bandung sekitar pukul 22.45 WIB.
Namun lima menit berselang, terjadi peristiwa penembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini