Di satu sisi, pihaknya bersyukur penyelenggaraan upacara HUT ke-79 RI di IKN ini membawa dampak ekonomi bagi Kalimantan Timur.
“Dengan hadirnya upacara 17 Agustus, kedatangan jumlah warga yang banyak, tentu juga ini memberikan dampak ekonomi,” imbuhnya.
Sri mengakui, dampak ekonomi ini bahkan terjadi saat pertama kali Kalimantan Timur ditetapkan sebagai daerah untuk Ibu Kota Nusantara.
“Ketika IKN ditetapkan oleh Presiden Jokowi ketika itu juga roda ekonomi, aktivitas ekonomi di bandara, hotel di Balikpapan menjadi tumbuh dengan kegiatan survei, kemudian orang yang datang berkunjung,” terangnya.
“Bahkan pada 2022, Ketua PHRI Pusat itu menyatakan Balikpapan sebagai kota dengan tingkat okupansi hotel tertinggi di Indonesia,” tambahnya.
Meski pertumbuhan ekonomi di Kaltim sempat anjlok bahkan menyentuh angka minus 2 persen, kata Sri, namun kini sudah berada diatas nasional sebesar 7,3 persen.
“Kaltim itu pernah pertumbuhannya minus ketika harga batu bara anjlok kita sempet minus 2 persen tahun 2016-2017. Kemudian sebelum pandemi kita sudah merangkak naik 0 persen, sebelum dimulainya fase pembangunan IKN, kita sudah 4 persen dan tahun kemarin, tingkat pertumbuhan ekonomi kita itu diatas nasional 6,4 persen bahkan di triwulan pertama tahun 2024 pertumbuhan ekonomi kita 7,3 persen diatas nasional yang 5,6 persen,” tnadasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini