Pengembangan STP merupakan salah satu langkah strategis dalam mendorong hilirisasi hasil riset dan teknologi ke dalam proses industrialisasi. Dengan hadirnya STP ITB Ganesha sejak Februari 2022 semakin memperkuat ITB untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Hal ini karena STP bukan hanya tempat atau bangunan melainkan sebuah konsep bagi semua pihak untuk bertemu dalam pengembangan industri dan hilirisasi.
Direktur Pendidikan Tinggi dan Iptek Bappenas, Andri N.R. Mardiah, S.T., M.Bus., Ph.D., juga mengatakan STP adalah wadah kreativitas kolaborasi yang antara peneliti dan industri dengan berbasis isu di daerah sekitar.
“STP adalah sebuah wadah kreativitas yang tidak lepas dari terminologi kolaborasi. Kerja sama dapat terjadi antara peneliti dan industri dengan berbasis isu di daerah sekitar. Sehingga berangkat dari masyarakat dan untuk masyarakat,” ujarnya.
Adapun Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Dr. Lukman, S.T., M.Hum., menjelaskan, proyek PRIME STeP diberikan kepada PTN BH agar saat menghasilkan startup yang komersial, harapannya pemasukan yang didapat dapat dikelola secara mandiri. Hal ini karena proyek kolaborasi tersebut tidak hanya berdampak pada ekosistem pendidikan, tetapi juga kepada pengembangan industri dan ekonomi.
“Harapannya hadirnya PRIME Step bisa mengoptimalkan kearifan lokal, memaksimalkan inovasi teknologi, menciptakan lapangan kerja baru, dan revenue generating yang dapat dijadikan sumber pendapatan ITB untuk meningkatkan kualitas SDM dan membantu mahasiswa dalam hal dana pendidikan,” ujarnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini