Dalam dialog tersebut, mereka membahas mengenai keterlibatan perempuan sebagai peserta pemilu di tingkat legislatif, sampai pelibatan perempuan dalam dunia politik dan pemerintahan.
Agenda terakhir, mereka mengunjungi Gurdwara, tempat ibadah penganut agama Sikh, bernama Khalsa Jatha. Di Gurdwara tertua di Inggris ini, para ulama melakukan dialog dengan pemuka agama Sikh.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Faiz Rahman, mengatakan menggunakan bahasa Inggris, para ulama dipastikan bisa memperoleh pengetahuan lebih luas mengenai berbagai hal melalui program English for Ulama.
“Selain bisa berdakwah dalam bahasa Inggris, menyampaikan kepada dunia bagaimana situasi kerukunan umat beragama di Jawa Barat, para ulama pun dapat mengupgrade pengetahuan mengenai berbagai hal, dari mulai, pembangunan kota, demokrasi, sampai pengetahuan mengenai agama lain,” ujarnya.
Program English for Ulama ini didasari fakta bahwa Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, khususnya Jawa Barat dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, masih memiliki peran yang kecil dalam dakwah dan dialog di dunia internasional.
Salah satu penyebabnya yaitu, kurangnya kemampuan para ulama dalam berbahasa Inggris. Maka sebagai salah satu program juara yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Provinsi Jawa Barat mengenalkan para ulamanya kepada dunia internasional.
Mereka memperkenalkan representasi muslim Indonesia, khususnya Jawa Barat, melalui English for Ulama kepada dunia. Hal ini juga telah menjadi kebijakan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana yang dinyatakan dengan tegas dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren, bahwa kegiatan dakwah yang digerakkan oleh Pesantren ditujukan di antaranya agar ulama dapat berperan dalam membina umat Islam di Indonesia sebagai rujukan dunia dalam praktik keberagamaan yang moderat.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini