bukamata.id– Ketua Harian Satgas Darurat Sampah Kota Bandung, Ema Sumarna mengajak para tokoh agama dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk bersama-sama mengolah sampah mulai dari sumbernya.
Ema ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah yang di gegeleuh (jijik) menjadi barokah.
“Komitmen masyarakat itu menjadi paradigma terbaru. Harus ada kesamaan persepsi, sehingga sampah itu bukan lagi gegeleuh atau rurujit tapi menjadi barokah dan menghasilkan rupiah,” kata Ema pada kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masjid, di Kantor MUI Kota Bandung, Sabtu 9 Desember 2023.
Ema mengungkapkan, tiap klaster seperti kantor, hotel, pendidikan, hingga pelayanan kesehatan diupayakan mampu mengurangi sampah.
“Dari 1.300 ton sampah, hanya sebanyak 900 ton yang diangkut ke TPA. Dari sekitar 400 ton yang tak dibuang ke TPA, sekitar 104 ton sampah selesai di klaster masyarakat,” ujarnya.
“Artinya kinerja berbasis klaster tempat ibadah, pendidikan, hotel, cafe, resto, dan kantor itu berjalan. Kami yakin kerja dengan kolaborasi seperti ini akan secepatnya keluar dari masa darurat,” tambahnya.
Seperti diketahui, sejumlah upaya dilakukan Pemkot Bandung untuk mengurangi sampah. Pemkot Bandung menyediakan sejumlah bank sampah. Di bank sampah, warga bisa menabung sampah yang dikonversi menjadi saldo berupa uang.
Selain itu, ada juga pengelolaan sampah organik dengan maggot atau larva (berupa ulat) dari jenis lalat Black Soldier Fly yang biasa disebut lalat BSF. Maggot inilah yang akan berkembang biak dan memiliki nilai ekonomis.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini