Dedi lantas membandingkan jumlah penduduk Jawa Barat dengan Jawa Timur. Dari data yang disampaikan, jumlah penduduk Jawa Timur hanya 34 juta jiwa. Namun, lanjutnya, Jawa Timur memiliki 38 kabupaten/kota.
“Jawa Barat memiliki penduduk hampir 50 juta jiwa, tapi jumlah kabupaten/kotanya ada 27. Permasalahannya sekarang, dana alokasi yang diberikan oleh pemerintah pusat, berbanding lurus dengan jumlah kabupaten/kota, bukan dengan jumlah penduduk,” jelas Dedi.
Maka, kata Dedi, antara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Jawa Barat yang terdiri atas 27 kabupaten/kota, jelas uang dari pemerintah pusat sebagai dana perimbangan keuangan kepada provinsi lebih besar Jawa Timur.
“Kalau dihitung-hitung selama lima tahun perbedaannya hampir di Rp15 triliun. Padahal jumlah penduduk yang harus dilayani, lebih banyak Jawa Barat. Sama juga terkait dengan jumlah pesantren,” tandas Dedi.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama, kata Dedi, Jawa Barat memiliki 12.086 pesantren. Jumlah tersebut merupakan pesantren yang terdaftar. Ditambah dengan yang belum terdaftar, jumlah pesantren di Jawa Barat bisa lebih dari 12.086.
“Jumlah pesantren di Jawa Barat dengan Jawa Timur lebih banyak mana? Lebih banyak Jawa Barat. Perbedaannya apa, di Jawa Timur pesantrennya sedikit, santrinya banyak. Dibanding Jawa Timur, jumlah santri di Jawa Barat relatif lebih sedikit,” terang Dedi.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Dedi, pengetahuan terhadap literasi digital harus dikuasai Jawa Barat. Tanpa pengetahuan digital, lanjutnya, santri-santri di Jawa Barat pasti kalah dibandingkan provinsi lain.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini