bukamata.id – Pengamat Politik, Airlangga Pribadi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kebebasan berekspresi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dirinya menyoroti tantangan kebebasan berekspresi di era Prabowo itu akibat sikap kritis mahasiswa, seperti yang ditunjukkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair).
Karena itu, Airlangga berharap agar masyarakat tidak takut untuk menyampaikan kritik kepada kekuasaan, dalam hal ini pemerintahan di era Prabowo-Gibran. Dia juga berharap, agar gerakan masyarakat tidak terpecah-pecah.
“Saya tidak optimis terhadap keadaan masa depan, karena tantangan sosial politik yang dihadapi sangat besar. Namun, saya berharap kita bisa melampaui masalah ini jika warga sebagai subjek aktif berani mengkritik kekuasaan,” ucap Airlangga dilansir laman NU Online, Jumat (1/11/2024).
Airlangga mendorong masyarakat untuk berani mengekspresikan ketidakpuasan terhadap berbagai bentuk pembungkaman, serta tidak terpisah dalam aksi-aksi yang dilakukan.
“Persatuan dari kekuatan pro-demokrasi sangat penting. Kita perlu berkolaborasi, bersolidaritas, dan bergotong royong,” ujarnya.
Ia mencatat bahwa selama ini konsep persatuan dan gotong royong dalam Islam seringkali diidentikkan dengan sentralisme negara. Menurutnya, isu kolaborasi dan kebersamaan sangat penting untuk menjaga demokrasi.
“Aliansi atau jejaring di antara kalangan entitas masyarakat dan aktor-aktor strategis demokrasi harus mulai dibangun kembali,” ungkapnya.
Airlangga menegaskan, kehadiran media juga berperan aktif dalam memperkuat demokrasi. Ia mengingat kembali sejarah Indonesia, terutama kebangkitan gerakan demokrasi pada 1990 yang muncul dari komitmen bersama.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini