Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

CLBK, Rachmat Irianto Resmi Pulang ke Persebaya

Rabu, 18 Juni 2025 17:00 WIB

Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Garut, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami

Rabu, 18 Juni 2025 16:30 WIB

Jaga Kondisi di Tengah Liburan, Pemain Muda Persib Serius Siapkan Diri untuk Maung Bandung

Rabu, 18 Juni 2025 15:30 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • CLBK, Rachmat Irianto Resmi Pulang ke Persebaya
  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Garut, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami
  • Jaga Kondisi di Tengah Liburan, Pemain Muda Persib Serius Siapkan Diri untuk Maung Bandung
  • Kaget Ada Kasino Berkedok Tempat Futsal, Wali Kota Bandung Akui Kecolongan
  • Anies Baswedan di Forum Cendekia Unisba: Dosen Harus Jadi Teladan di Era AI
  • Purwakarta Siaga: Tanah Bergerak Terus Meluas, Warga Dilarang Mendekat
  • Cegah Guru Dipidana, Dedi Mulyadi Wajibkan Orang Tua Bikin Surat Pernyataan
  • Dukung Pekerja Aman dan Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Hadir di Job Fair Bandung 2025
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Rabu, 18 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Pengamat Harap Masyarakat Tak Takut Kritik Pemerintahan Prabowo

Putra JuangJumat, 1 November 2024 14:08 WIB
Presiden RI, Prabowo Subianto. (Foto: Ist)

bukamata.id – Pengamat Politik, Airlangga Pribadi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kebebasan berekspresi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dirinya menyoroti tantangan kebebasan berekspresi di era Prabowo itu akibat sikap kritis mahasiswa, seperti yang ditunjukkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair).

Karena itu, Airlangga berharap agar masyarakat tidak takut untuk menyampaikan kritik kepada kekuasaan, dalam hal ini pemerintahan di era Prabowo-Gibran. Dia juga berharap, agar gerakan masyarakat tidak terpecah-pecah.

“Saya tidak optimis terhadap keadaan masa depan, karena tantangan sosial politik yang dihadapi sangat besar. Namun, saya berharap kita bisa melampaui masalah ini jika warga sebagai subjek aktif berani mengkritik kekuasaan,” ucap Airlangga dilansir laman NU Online, Jumat (1/11/2024).

Baca Juga:  7 Kampus di Jabar Terancam Ditutup, Bey Minta Nasib Mahasiswa Diperhatikan

Airlangga mendorong masyarakat untuk berani mengekspresikan ketidakpuasan terhadap berbagai bentuk pembungkaman, serta tidak terpisah dalam aksi-aksi yang dilakukan.

“Persatuan dari kekuatan pro-demokrasi sangat penting. Kita perlu berkolaborasi, bersolidaritas, dan bergotong royong,” ujarnya.

Ia mencatat bahwa selama ini konsep persatuan dan gotong royong dalam Islam seringkali diidentikkan dengan sentralisme negara. Menurutnya, isu kolaborasi dan kebersamaan sangat penting untuk menjaga demokrasi.

“Aliansi atau jejaring di antara kalangan entitas masyarakat dan aktor-aktor strategis demokrasi harus mulai dibangun kembali,” ungkapnya.

Baca Juga:  Meski Ada Keterbatasan Anggaran, AHY Harap Pembangunan IKN Terus Berlanjut

Airlangga menegaskan, kehadiran media juga berperan aktif dalam memperkuat demokrasi. Ia mengingat kembali sejarah Indonesia, terutama kebangkitan gerakan demokrasi pada 1990 yang muncul dari komitmen bersama.

“Ada intelektual, pimpinan ormas seperti Gus Dur dan Amien Rais, akademisi, profesional, pengusaha, serta gerakan serikat pekerja. Ini adalah momen untuk menghimpun kembali concern dan perhati bersama, apalagi dalam kondisi krusial setelah transisi dari presiden Jokowi ke presiden Prabowo,” tuturnya.

Ia menggarisbawahi bahwa dukungan dan legitimasi politik sangat dibutuhkan. Jika pola yang sama diulang, hal itu bisa menjadi bumerang bagi negara.

Baca Juga:  Aksi 'Indonesia Gelap' di Bandung, Mahasiswa Kritik Efisiensi Anggaran Sektor Pendidikan

Tekanan harus semakin kuat jika masyarakat sipil ingin memperjuangkan kembali hak-hak mereka sebagai warga negara.

“Itu saya pikir menjadi bagian dari mitigasi yang harus dilakukan dengan dukungan lembaga bantuan hukum dan kalangan yang berkomitmen,” imbuhnya.

Di Unair, ia mencatat adanya pandangan yang terbelah di kalangan mahasiswa, tapi mereka bisa membangun komunikasi dengan dosen yang mendukung demokrasi.

“Ini yang bisa dilakukan di internal. Di eksternal, penting untuk membangun hubungan dan jejaring yang lebih kuat untuk mitigasi sosial,” tandasnya.

kritik mahasiswa pengamat Prabowo Subianto
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Garut, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami

Rabu, 18 Juni 2025 16:30 WIB

Kaget Ada Kasino Berkedok Tempat Futsal, Wali Kota Bandung Akui Kecolongan

Rabu, 18 Juni 2025 14:30 WIB

Anies Baswedan di Forum Cendekia Unisba: Dosen Harus Jadi Teladan di Era AI

Rabu, 18 Juni 2025 14:13 WIB

Purwakarta Siaga: Tanah Bergerak Terus Meluas, Warga Dilarang Mendekat

Rabu, 18 Juni 2025 14:00 WIB

Cegah Guru Dipidana, Dedi Mulyadi Wajibkan Orang Tua Bikin Surat Pernyataan

Rabu, 18 Juni 2025 13:31 WIB

Dukung Pekerja Aman dan Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Hadir di Job Fair Bandung 2025

Rabu, 18 Juni 2025 13:10 WIB
Terpopuler

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

Wisata Alam Purwakarta yang Lagi Viral: Lokasi, Harga Tiket & Tips Berkunjung

Minggu, 15 Juni 2025 08:04 WIB

Wisata Bandung Hits 2025: Rekomendasi Liburan Keluarga & Pasangan

Rabu, 11 Juni 2025 02:00 WIB

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.