Menurut Ketua Bidang Tarbiyah PP Persis, Dr H Tiar Anwar Bakhtiar M Hum, proses pembelajaran harus memberikan pengalaman yang kaya. Yakni, meliputi penguatan mental, spiritual, berpikir secara kritis dan keterampilan adaptif. Semua itu, harus ada dalam satu kurikulum yaitu kurikulum adab.
“Penguatan kompetensi melalui kurikulum pendidikan di atas harus diserahkan pada fondasi yang kuat, yaitu yang disebut dengan adab. Jadi muaranya adalah bagaimana kita mensosialisasikan konsep adab ini sebagai basis daripada pengembangan kurikulum dan pengembangan pendidikan teraktif,” paparnya.
Kurikulum adab ini, kata dia, bukan berarti menghilangkan soal intelektualitas, melainkan penyeimbang. Artinya antara intelektual dan adab harus berjalan bersama beriringan.
“Yang dirancang ini terkait keseimbangan, keseimbangan integrasi antara kebutuhan secara intelektual, secara spiritual moral, diintegrasikan. Jadi sebenarnya kita ingin menyeimbangkan. Dan ini, di pendidikan Persis sudah kami lakukan,” kata dia.
Senada dengan Tiar, Pakar Kurikulum UPI, Dr Cepi Triatna MPd, untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang dialami generasi muda bangsa Indonesia saat ini maka perlu dilakukan pengembangan pendidikan yang lebih menitikberatkan pada penguatan adab. Pendidikan adab ini, bisa mencegah kasus perundungan yang kini sering terjadi di Indonesia.
Kurikulum, kata dia, harus menyasar mental dan spiritual peserta didik sehingga memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kompetitif melalui proses keteladanan lingkungan pendidikan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini