bukamata.id – Pembawa acara sekaligus Dosen Universitas Paramadina, Prabunindya Revta Revolusi ikut berkomentar terkait gerakan petisi dan pernyataan sikap dari Civitas Akademika dari berbagai Universitas yang mengkritik Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, kepentingan politik tidak elok dicampur adukan dengan kampus, apalagi secara tidak resmi mewakili lembaga kampus.
“Menurut saya sangat tidak elok ketika kampus dicampur adukan dengan kepentingan politik, apalagi tidak secara resmi mewakili kampus, jika memang gerakan itu mewakili kampus maka perlu ada lembaga resmi untuk menunjukan sikap dari kampus,” ucapnya dalam unggahan video.
“Apalagi rektor ataupun juga pimpinan dari kampus tersebut banyak yang memberikan sanggahan bahwa petisi tersebut mewakili kampus, saya juga salah satu dosen di salah satu kampus, dan saya merasa tidak mewakili, saran saya jangan bawa nama kampus,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung (Unisba), Fadhli Muttaqien. Menurutnya, kritik yang dilakukan oleh para akademisi dan guru besar merupakan gerakan yang sangat benar untuk menjaga nilai-nilai demokrasi atau menjaga etika demokrasi.
“Karena memang kampus sebagai satu lembaga pendidikan yang memproduksi kebenaran dan kampus sebagai kompas kebenaran, sudah selayaknya memberikan masukan pada bangsa dan negara ini sebagai fungsinya untuk tetap memastikan negara kita tetap dijalan demokrasi yang seharusnya,” kata Fadhli, Kamis, (8/2/2024).
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini