bukamata.id – Profil Sahar Emami, jurnalis senior dan pembawa berita televisi IRIB asal Iran, menjadi sorotan dunia setelah insiden dramatis yang terjadi saat siaran langsung. Ia tetap menyampaikan berita meskipun kantor stasiun TV tempatnya bekerja dibombardir rudal Israel. Keberanian dan keteguhannya mengukuhkan posisinya sebagai simbol ketangguhan pers di tengah konflik.
Perjalanan Karier dan Profil Sahar Emami
Profil Sahar Emami mencerminkan sosok perempuan tangguh yang berhasil menempuh karier di dunia jurnalisme, meski berasal dari latar belakang akademik non-komunikasi. Ia lahir di Teheran pada tahun 1985 dan menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Teknik Pertanian dengan spesialisasi Ilmu Pangan. Pendidikan formalnya yang teknis tidak menghalangi hasratnya dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Emami memulai karier jurnalistiknya pada tahun 2008 sebagai penyiar di stasiun lokal Teheran. Di tengah sistem media Iran yang ketat dan terbatas, keberhasilan Sahar Emami menembus stasiun berita nasional menjadi pencapaian luar biasa. Ia dikenal karena kemampuannya menyampaikan berita dengan bahasa yang lugas dan penuh ketegasan.
Pada tahun 2020, Sahar bergabung dengan IRINN (Islamic Republic of Iran News Network), khususnya pada divisi politik. Di sinilah reputasinya semakin menonjol sebagai penyiar berita politik yang kredibel. Emami membawakan berita dalam bahasa Arab dan tampil mengenakan jilbab sesuai dengan regulasi media Iran.
Program-Program yang Dibawakan Sahar Emami
Sejak menjadi bagian dari IRIB, Sahar Emami dikenal sebagai pembawa acara sejumlah program populer. Di antaranya adalah “Back Home”, “Morning with the News”, dan terutama “Newsstand”, program yang melejitkan namanya secara nasional. Keberadaannya di layar kaca membawa warna berbeda dalam penyampaian informasi, karena ia selalu tampil konsisten dan tenang.
Setiap siaran yang dibawakannya selalu mendapat perhatian luas. Emami dikenal mampu menyeimbangkan antara objektivitas dan keberpihakan pada kebenaran nasional. Karena siaran asing dibatasi di Iran, banyak warga yang menggantungkan informasi harian mereka dari wajah-wajah seperti Sahar Emami di layar televisi.

Tragedi Serangan Rudal Israel ke Kantor IRIB
Tragedi besar menimpa kantor IRIB di Teheran pada malam 16 Juni 2025. Saat itu, Sahar Emami tengah membacakan berita mengenai agresi militer Israel terhadap Iran. Tiba-tiba, suara ledakan keras menggema dan studio tempat Emami siaran langsung diselimuti asap serta puing-puing.
Sedikitnya empat rudal menghantam gedung IRIB dan menewaskan tiga rekan kerjanya. Emami dengan sigap memberi tahu penonton bahwa studio terkena serangan dan menyarankan agar masyarakat tetap tenang. Ia bahkan tetap berdiri di depan kamera selama beberapa detik sebelum akhirnya menyelamatkan diri.
Meski siaran terpaksa dihentikan sesaat, Sahar Emami kembali ke studio untuk menyelesaikan tugasnya. Ia mengucapkan kalimat yang langsung viral, “Suara realitas tidak akan dibungkam.” Tindakan ini membuatnya dihormati secara luas, baik di dalam negeri maupun oleh komunitas internasional.
Sahar Emami, Simbol Perlawanan dan Keberanian Jurnalis Iran
Setelah peristiwa tersebut, profil Sahar Emami kian dikenal luas dan disanjung sebagai simbol perlawanan Iran. Foto-fotonya yang tetap siaran dengan latar puing-puing beredar di berbagai platform media sosial. Tagar #SaharEmami dan #VoiceOfIran sempat menjadi trending di Twitter dan Instagram di kawasan Timur Tengah.
Publik mengapresiasi keteguhannya sebagai jurnalis yang tidak gentar menghadapi ancaman nyata. Beberapa media menyebutnya sebagai “wajah keberanian jurnalisme Iran”. Ia dianggap membawa semangat baru bagi generasi jurnalis muda, khususnya perempuan, untuk terus menyuarakan kebenaran.
Bahkan sejumlah aktivis internasional dan lembaga kebebasan pers memberikan penghargaan atas keberaniannya. Mereka menekankan bahwa tindakan Emami sejalan dengan prinsip dasar jurnalistik global, yakni menyampaikan informasi walau dalam kondisi ekstrem.
Penutup: Profil Sahar Emami sebagai Refleksi Keteguhan Jurnalisme Modern
Profil Sahar Emami menjadi bukti nyata bahwa kekuatan informasi tak bisa dihentikan oleh kekerasan atau intimidasi. Di tengah kecamuk konflik dan ketidakpastian, ia berdiri sebagai suara yang berani dan penuh tanggung jawab.
Melalui perannya sebagai pembawa berita, Emami telah mengukuhkan diri sebagai jurnalis yang tak hanya profesional, tapi juga berani mengambil risiko demi masyarakat. Kisahnya akan terus dikenang sebagai inspirasi bagi dunia pers dan masyarakat global yang mendambakan kebenaran.