Sementara itu, programer RWD, Arsya mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana bahasa visual mencerminkan identitas budaya nusantara serta bagaimana evolusi seni gambar bergerak di Indonesia berinteraksi dengan budaya visual lainnya.
“Hal ini juga merupakan upaya mengeksplorasi potensi dalam seni gambar bergerak nusantara serta menyoroti kekhasan dan keunikan pendekatan ini dalam konteks lokal maupun global,” terangnya.
Arsya mengatakan, target audiens sendiri adalah para pelaku seni hingga anak muda yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap seni dan dapat mengapresiasi seni gambar bergerak.
“Masyarakat umum yang tertarik pada seni gambar bergerak, komunitas seni dan film, pelajar dan mahasiswa, profesional di bidang seni dan film hingga penggemar budaya dan sejarah,” imbuhnya.
Terdapat 8 program yang akan menampilkan total 36 karya seni gambar bergerak, termasuk pertunjukan langsung seperti pementasan wayang kulit oleh Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa ITB (PSTK ITB) serta penayangan film seluloid oleh Persatuan Layar Tancap Bekasi (PLTB).
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati karya-karya animasi, pameran properti film, video musik, video tari, video art, dan film eksperimental. Setiap program akan didampingi sesi diskusi dengan para ahli di masing-masing bidang, yang terbuka untuk umum dan gratis.
RWD menyajikan keragaman pelaku kreatif, programmer, kurator, sineas, dan seniman, salah satunya melalui kolaborasi lintas budaya antara seniman Bandung, M. Akbar dengan Krzysztof Łukomski, kurator seni dari Poznan, Polandia.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini