Sebagai warga asli Desa Tegalluar, kata Dadang, dirinya sempat mengusulkan pembangunan Jembatan Cikeruh pada 2016 ketika dirinya masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung. Sebab, ketika itu Jembatan Cikeruh salah satu biang banjir yang terjadi di Tegalluar dan sekitarnya.
Namun ketika akan dilaksanakan pembangunannya, Jembatan Cikeruh itu beralih status menjadi kewenangan Pemprov Jabar. Alhasil, anggaran APBD yang telah dialokasikan pun, akhirnya anggaran pembangunan Jembatan Cikeruh ketika itu tidak terserap.
Kemudian pada 2019, ketika Dadang Supriatna menjadi anggota DPRD Provinsi, ia kembali mengusulkan pembangunan Jembatan Cikeruh itu kepada Pemprov Jabar. Namun setelah disetujui, tiba-tiba anggarannya dicoret karena dampak recofusing Covid-19.
“Alhamdulillah, baru setelah saya jadi bupati, saya alokasikan anggaran untuk pembangunan Jembatan Cikeruh ini. Malu juga saya sebagai orang Tegalluar kalau banjir di sini enggak beres-beres. Karena ini di depan mata banget,” jelasnya.
Selain membangun Jembatan Cikeruh, Dadang mengaku telah menyiapkan perencanaan komprehensif untuk menyelesaikan masalah banjir di Tegalluar. Salah satunya dengan membangun setidaknya enam danau retensi atau embung penahan banjir.
“Insya Allah setelah lebaran, nanti kita akan membuat danau retensi atau embung melalui program pentahelix. Semoga itu akan menjadi solusi banjir dan sampah di kawasan Tegalluar. Semoga tidak ada lagi banjir dan masalah sampah yang terbawa banjir,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa mengaku sangat bersyukur karena setelah beberapa kali terkendala dalam pembangunannya, Jembatan Cikeruh akhirnya dapat dirampungkan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini