bukamata.id – Pidato Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Selasa (23/9/2025), mencuri perhatian dunia internasional.
Sorotan utama media asing jatuh pada penutupan pidatonya yang unik: rangkaian salam dari berbagai tradisi agama. Meskipun hal ini biasa terjadi di Indonesia, salam multireligi jarang muncul di forum global.
Prabowo menutup pidatonya dengan kata-kata berikut: “Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom. Om Shanti Shanti Om. Namo Budaya. Thank you very much. May God bless us all.”
Bagi banyak pengamat internasional, rangkaian ucapan ini bukan sekadar formalitas. Salam tersebut dianggap sebagai pesan simbolis dari negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Media India Soroti Pesan Multikultural
The Times of India menekankan sisi sekuler dan inklusif dari salam Prabowo dalam artikelnya, “From ‘Wassalamu’alaikum’ to ‘Om Shanti’: Indonesian President Prabowo Subianto’s secular sign off at UNGA”.
Menurut media ini, menggabungkan salam dari Islam, Yahudi, Hindu, dan Buddha di satu rangkaian adalah tindakan yang langka dalam diplomasi global. Salam tersebut dipandang sebagai upaya untuk menyampaikan pesan perdamaian universal sekaligus menegaskan Indonesia sebagai negara yang menjembatani berbagai peradaban.
Daily Jagran mengangkat sisi viral pidato Prabowo di media sosial, terutama karena penyebutan salam Hindu. Dalam artikelnya, media ini mengutip pernyataan Prabowo: “Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia.”
Selain itu, Daily Jagran menyoroti hubungan salam ini dengan kunjungan Prabowo ke India, di mana ia menyebut memiliki “DNA India,” yang membuat penggunaan salam Hindu di PBB terasa selaras dengan latar pribadi dan sejarah diplomasi Indonesia-India.
Makna Damai di Balik Setiap Salam
News18 menekankan arti simbolis dari masing-masing salam. Shalom mewakili kedamaian dalam tradisi Yahudi, Om Shanti menandakan doa damai dalam Hindu, dan Namo Budaya melambangkan penghormatan dalam ajaran Buddha.
Media ini menilai bahwa gaya penutupan pidato Prabowo mencerminkan dunia yang damai, bebas kebencian, dan tanpa prasangka. Bagian pidato yang membahas penderitaan warga Gaza, “Saat ini, orang-orang tak bersalah sedang berteriak minta tolong… Siapa yang akan menyelamatkan mereka?” juga memberikan sentuhan kemanusiaan yang kuat, sekaligus menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina.
Reaksi dari Israel
The Times of Israel mencatat penggunaan kata “Shalom” oleh Prabowo sebagai hal yang jarang terdengar dari pemimpin negara Muslim. Media ini menilai salam Yahudi yang diucapkan di forum internasional memberikan kesan simbolis sekaligus mengejutkan bagi publik Israel, menyoroti upaya Indonesia membangun pesan perdamaian lintas agama.
Pidato Prabowo di PBB menjadi bukti bagaimana diplomasi Indonesia dapat memadukan penghormatan terhadap tradisi agama dengan pesan universal: perdamaian, kemanusiaan, dan persatuan antarumat beragama.
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News










