Dalam konteks Kota Bandung, Kang Arfi menyebut ekosistem kreatif masih jadi lokomotif ekonomi yang patut dikembangkan. Contohnya, ekistensi Sentra Rajut Binongjati dan Tahu Cibuntu masih berperan dalam menyerap lapangan kerja.
“Jadi bukan hanya produknya tapi dari ekosistem yang ada sudah menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Bandung. Ini bisa jadi penggerak ekonomi yang diandalkan dan harus dimanfaatkan betul,” katanya.
Kang Arfi berpendapat, kondisi tersebut tak akan berkembang jika tidak ada dorongan dari pemerintah.
“Memang tantangannya kalau bisnis ini dibiarkan berkompetisi tanpa ada dukungan pemerintah maka majunya secepat yang kita harapkan. Padahal kita harap mereka bisa jadi lokomotif yang menggerakan ekonomi,” ungkapnya.
“Bandung itu punya daya kreativitas tinggi. Urusan kuliner saja banyak yang baru. Tapi tentu perkembangan kreativitas dunia usaha akan berkelanjutan jika upaya serupa dilakukan para pemimpin dan para penggerak birokrasi,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung, Herry Suhardiyanto berharap, pengalaman dan jam terbang Kang Arfi dalam lingkup birokrasi bisa memberi gambaran kepada para mahasiswa tentang pentingnya kebijakan publik dalam menciptakan ekosistem kreatif.
“Alhamdulillah kami mendapat kunjungan dan ilmu dari Kang Arfi tentang bagaimana membangun ekosistem kreatif melalui inovasi kebijakan publik yang sangat penting bagi kampus kami yang punya visi Islami, teknopreneurship, harus menyemai kreativitas bagi mahasiswa,” katanya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini