Ia juga mengingatkan bahwa pemilu adalah wujud dari kebebasan demokrasi yang dirancang untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Jika pemilu tidak menghasilkan pemimpin yang dapat meningkatkan kesejahteraan, maka pemilu tersebut dianggap gagal.
Pemerhati Pemilu, Nina Yuningsih, dalam materinya menggarisbawahi pentingnya pemilih muda memahami prinsip demokrasi.
“Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus memastikan proses Pilkada berjalan dengan damai dan terhindar dari potensi money politic. Pemilih muda menjadi sasaran utama dalam proses ini karena jumlahnya yang dominan,” ujar Nina.
Ia juga mengingatkan bahwa pemilih muda harus mampu menyaring informasi dengan baik, tidak mudah terpengaruh oleh janji-janji politik yang tidak realistis.
Ia menambahkan bahwa kampanye saat ini merupakan masa krusial, karena banyaknya potensi pelanggaran seperti politik uang dan mobilisasi massa yang menargetkan pemilih muda.
“Pemilih muda harus menjadi agen perubahan, dengan partisipasi aktif dan standar yang kritis dalam menilai calon pemimpin berdasarkan integritas dan visi misi mereka,” tegasnya.
Acara sosialisasi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para mahasiswa aktif bertanya mengenai mekanisme Pilkada dan tantangan yang mereka hadapi sebagai pemilih muda. Dengan harapan, para peserta dapat menjadi pemilih yang cerdas, kritis, dan mampu berperan aktif dalam menjaga demokrasi yang sehat di Jabar.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan partisipasi pemilih muda dalam Pilkada 2024 akan meningkat, sekaligus memastikan pemilu berjalan dengan aman, tertib dan sesuai aturan yang berlaku.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini