“Anak-anak harus efektif bersekolah. Hal ini harus menjadi prioritas agar pendidikan tidak terganggu,” tegasnya.
Program ini dirancang dengan sistem pendampingan selama enam bulan hingga satu tahun. Selama periode tersebut, pemerintah akan memberikan pelatihan, akses modal usaha, fasilitas sosial seperti BPJS, serta bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
“Dalam satu tahun, penerima manfaat harus naik kelas. Jika tidak ada perubahan signifikan, kita akan mencari skema lain, seperti masuk ke panti sosial,” jelas Herman.
Program ini juga mencakup bantuan kebutuhan sehari-hari sebesar Rp351.000 per orang per bulan.
Herman mengusulkan agar bantuan ini tidak dikurangi meskipun penerima manfaat mendapatkan program lain seperti PKH atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kita ingin memastikan warga memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik, bahkan bisa menyisihkan sebagian sebagai tabungan,” ungkapnya.
Dengan berbagai langkah ini, Herman optimistis program ini mampu memutus mata rantai kemiskinan secara berkelanjutan.
“Target kita adalah memastikan warga tidak hanya mendapatkan tempat tinggal yang layak, tetapi juga mampu hidup mandiri secara ekonomi. Ini langkah konkret untuk memutus rantai kemiskinan,” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini