bukamata.id – Sebuah kasus dugaan kekerasan seksual yang menggemparkan tengah menjadi sorotan di Kabupaten Lombok Barat. Pria berinisial AF, yang dikenal luas dengan julukan “Walid Lombok” dan merupakan ketua yayasan sebuah pondok pesantren, kini harus berurusan dengan hukum. Ia resmi ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pencabulan terhadap puluhan santriwati di lingkungan pesantren yang ia pimpin.
Kabar penangkapan dan penetapan tersangka ini disampaikan langsung oleh Kasatreskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili pada Kamis (24/4/2025).
“Setelah melalui serangkaian proses penyelidikan dan pengumpulan bukti yang cukup, yang bersangkutan telah resmi kami tetapkan sebagai tersangka dan saat ini telah dilakukan penahanan,” tegas AKP Regi.
Fakta yang lebih memprihatinkan adalah terus bertambahnya jumlah korban yang berani melaporkan kejadian traumatis ini kepada pihak kepolisian.
“Pagi tadi, kami kembali menerima laporan dari tiga orang korban baru,” ungkap AKP Regi.
Para korban yang baru melapor ini langsung menjalani pemeriksaan intensif oleh tim penyidik Satreskrim Polresta Mataram untuk mendapatkan keterangan yang lebih mendalam mengenai pengalaman pahit yang mereka alami.
“Tim penyidik kami sedang melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para korban yang baru melapor ini untuk mendapatkan keterangan yang lebih rinci terkait pengalaman traumatis yang mereka alami,” jelas AKP Regi.
Hingga saat ini, Polresta Mataram telah mencatat adanya 13 korban yang telah diperiksa. Keterangan dari para korban inilah yang menjadi salah satu dasar kuat bagi penyidik untuk menetapkan AF sebagai tersangka. Lebih jauh, AKP Regi mengungkapkan rincian dugaan tindak asusila yang dilakukan oleh “Walid Lombok.”
“Dari hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan terhadap para korban, terungkap bahwa ada lima korban yang diduga kuat mengalami tindak pidana pencabulan, dan lima korban lainnya diduga menjadi korban persetubuhan. Bahkan, terdapat satu korban di antara sepuluh korban awal yang diduga mengalami kedua jenis tindakan asusila tersebut,” pungkas AKP Regi Halili, menggambarkan betapa seriusnya kasus ini.
Terungkapnya dugaan kebejatan di lingkungan pesantren ini diduga kuat dipicu oleh viralnya serial film produksi Malaysia berjudul “Bida’ah”.
Film yang mengangkat kisah seorang tokoh agama bernama “Walid” yang menyalahgunakan kedudukannya untuk melakukan tindakan asusila terhadap santri-santrinya ini rupanya memberikan keberanian bagi para korban di Lombok Barat untuk membuka suara.
Para santriwati yang menjadi korban “Walid Lombok” diduga mencapai angka 20 orang. Namun, hingga saat ini, baru sebagian kecil yang memiliki keberanian untuk melaporkan kejadian traumatis ini kepada pihak berwajib.