Bey pun meminta kepada pengembang agar tidak asal dalam membangun rumah, tapi harus kokoh. Apalagi, bencana yang melanda hanya karena hujan yang tidak terlalu lama, namun dampaknya sangat besar.
“Kita sampaikan kepada pengembang kalau membangun itu yang kokoh, jangan sampai ada puting beliung berakibat fatal. Padahal ini hanya sebentar hujannya,” katanya.
Selain Kabupaten Bogor, wilayah lain di Jabar juga rawan terhadap bencana alam, seperti banjir dan longsor yang bisa terjadi saat musim kemarau.
“Justru kemarin kita menggelar rapat kekeringan, tapi ini kan terjadi hujan. Itu artinya walaupun kita memasuki musim kemarau tetap hati-hati, apalagi Jawa Barat ini daerah rawan bencana. Jadi kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Kelas I Bandung, Teguh Rahayu meminta masyarakat di wilayah Bogor tetap waspada. Menurutnya, secara klimatologis, Kota Bogor dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor merupakan zona 1 musim sehingga potensi hujan tetap ada meskipun di musim kemarau.
“Hujan masih berpotensi di sebagian wilayah Jawa Barat, mohon tetap waspada akan potensi terjadinya cuaca ekstrem dan selalu mengupdate informasi prakiraan cuaca, karna pada periode saat ini perubahan cuaca bisa terjadi sangat cepat,” kata Teguh.
Kejadian cuaca ekstrem yang terjadi pada Senin (2/9/2024), kata Teguh, dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yakni MJO yang berada pada kwadran 4 dan faktor lokal yakni labilitas atmosfer yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan awan konvektif.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini