Kemudian, pada malam hari, kondisi istrinya semakin lemas dan tidak dapat lagi menahan sakit sehingga istrinya kembali mendatangi klinik itu. Namun, setibanya di sana, pelayanan yang diberikan di klinik begitu buruk dengan meminta istrinya untuk menunggu hingga pukul 24.00 WIB.
“Bidan tersebut malah terus main handphone, tidak memperdulikan istri saya yang sudah sangat kesakitan, dan bidan itu pun bilang akan diperiksa,” ucap dia.
Namun demikian, sebelum pukul 24.00 WIB, istrinya mengalami pecah ketuban dan menangis kesakitan. Akhirnya, sekitar pukul 22.00 WIB, istrinya ditangani oleh bidan dan melahirkan anak pertamanya dengan berat sekitar 1,5 kilogram.
“Tepat pukul 22.00 WIB istri saya melahirkan,” ucap dia.
Usai melahirkan, kata Erlangga, bidan di klinik itu tak berhenti berulah dengan menjadikan anaknya sebagai bahan praktik bagi sejumlah mahasiswa yang magang di ruang bersalin.
Bahkan, anaknya itu sempat difoto dan dijadikan bahan untuk konten baby newborn di media sosial.
Sementara, pihak keluarga dilarang untuk masuk ke ruangan bersalin. Istri dari Erlangga yang baru saja melahirkan pun malah diminta untuk membersihkan badannya sendiri yang dilumuri darah pasca melahirkan tanpa dibantu oleh petugas di klinik.
“Istri saya dibiarkan tidak di rawat dengan baik pasca melahirkan, masih banyak sisa darah di badan istri saya, di punggung, di perut di kaki semuanya, sama sekali tidak dibersihkan, hanya ditutupi kain samping,” papar dia.
Kejadian tak menyenangkan yang dialami oleh Erlangga terus berlanjut. Anaknya yang berbobot kecil ternyata tak dimasukkan oleh bidan ke dalam tabung inkubator yang sesuai dengan standar medis.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini