Menurut Komar, setelah mereka diedukasi nantinya akan menyebarkan kepada masyarakat luas. Bahkan mereka yang hadir diedukasi upaya pertolongan pertama jika henti jantung yang benar.
“Kalau terjadi di masyarakat, mereka harus tahu. Jangan sampai mereka gak tahu apa-apa. Sehingga mereka diberi pengetahuan juga dan peningkatan kemampuan bagaimana memberikan pertolongan pertama pada henti jantung,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dimilikinya, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen dari jumlah penduduk. Bahkan untuk Jabar angkanya lebih tinggi dari nasional.
“Jabar itu 1,6 persen dari jumlah penduduk. Itu urutannya nomor 16 se-Indonesia, Jawa Barat. Tapi untuk kasus penyakit jantunh koroner, Jawa Barat nomor 1 malahan. Tertinggi se-Indonesia,” bebernya.
Maka dari itu, penting sekali masyarakat diberikan edukasi terkait jantung. Apalagi pertolongan pertama jika terjadi henti jantung sangat penting dimiliki.
“Di Jawa Barat ini uniknya nomor satu terjadi penyakit jantung koroner,” katanya.
Peni Pahlawada dari RSJP Paramarta mengemukakan, kegiatan bertajuk “Kenali Jantungmu Sayangi Jantungmu” ini sesuai dengan visi dan misi RSJP Paramarta. Utamanya menolong masyarakat yang terkena penyakit jantung agar kualitas hidupnya naik.
“Tapi yang lebih utama lagi, program yang preventif, bagaimana mencegah orang yang sehat untuk kemudian tidak menjadi sakit. Program edukasi ini menjadi sesuatu yang harus terus kami lakukan setiap saat,” kata Peni.
Menurutnya, ketika satu orang terkena penyakit jantung, maka dua atau empat orang di sekitarnya akan terdampak. Baik itu kepada suami atau istrinya maupun anak-anaknya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini