bukamata.id – Cibaduyut telah lama dikenal sebagai ikon industri sepatu di Kota Bandung. Kawasan ini menjadi pusat produksi berbagai jenis alas kaki, mulai dari sepatu olahraga hingga sepatu fashion yang dipasarkan secara lokal maupun nasional.
Namun, siapa sangka, nama “Cibaduyut” ternyata sama sekali tidak berhubungan dengan sepatu?
Di balik reputasinya sebagai sentra industri sepatu, asal-usul nama Cibaduyut justru berasal dari alam.
Dulansir dari berbagai sumber, nama “Cibaduyut” terdiri dari dua kata dalam bahasa Sunda, yakni “Ci” yang berarti “cai” atau air, dan “Baduyut”, yang merujuk pada sejenis tumbuhan air rambat bernama Trichosanthes villosa Blume.
Tumbuhan baduyut ini dulunya banyak tumbuh di sekitar aliran sungai di kawasan tersebut. Ia termasuk dalam keluarga labu-labuan dan masih satu kerabat dengan melon, semangka, serta labu siam.
Tanaman ini dikenal memiliki batang yang dapat merambat hingga sepanjang 24 meter dan ditumbuhi rambut halus berwarna kuning, memberi kesan tampilan yang unik dan mencolok.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung menjantung, dan buahnya berukuran sekitar 15 cm berbentuk elips.
Dulu, keberadaan tumbuhan ini sangat dominan di kawasan tersebut, sehingga masyarakat menyebut wilayah itu sebagai “Cibaduyut”, yang berarti “air tempat tumbuhnya tanaman baduyut”.
Sebelum berkembang menjadi pusat industri sepatu seperti sekarang, Cibaduyut dikenal sebagai kawasan yang kaya akan keanekaragaman flora, khususnya tanaman air.
Seiring berjalannya waktu, wajah Cibaduyut berubah dari lahan yang identik dengan alam menjadi pusat kerajinan sepatu yang mendunia. Meski demikian, nama dan sejarahnya tetap hidup dalam memori kolektif masyarakat.
Kini, di tengah gempuran modernisasi dan pertumbuhan industri, kesadaran masyarakat untuk mengenali dan melestarikan warisan sejarah Cibaduyut kembali tumbuh.
Cerita asal-usul nama Cibaduyut mulai dikenalkan lagi kepada generasi muda melalui berbagai kegiatan edukatif dan budaya.
Tumbuhan baduyut tidak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga menyimpan makna kultural yang erat dengan sejarah kehidupan masyarakat Bandung tempo dulu. Ia menjadi simbol keseimbangan antara manusia dan alam, sebuah nilai yang penting untuk tetap dijaga.
Nama Cibaduyut kini bukan hanya melambangkan pusat sepatu, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah lokal yang patut dihargai.
Identitas ini menjadi pengingat bahwa di balik modernitas, selalu ada akar tradisi yang harus dirawat dan dilestarikan.