bukamata.id – Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat mengatakan jika doa dalam perjalanan akan dua kali lebih cepat dikabulkan oleh Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan, perjalanan yang ditempuh dengan niat yang tulus, seperti untuk ibadah, maka akan mempercepat pengabulan doa.
Perjalanan yang dimaksud juga bisa terkait dengan perjalanan umrah atau haji. UAH mendorong para jemaah untuk memanfaatkan waktu perjalanan mereka untuk berdoa.
Ketika ada yang hendak berangkat umrah atau haji, UAH menyarankan agar mereka menuliskan doa-doa yang ingin disampaikan.
Ini adalah cara yang baik untuk mengingatkan diri dan menguatkan harapan akan pengabulan doa.
“Kalau mau berangkat umrah, saya biasanya menerima titipan doa,” ujarnya, dikutip dari YouTube @rafatvislami2208, Senin (23/9/2024).
UAH menjelaskan bahwa doa seorang musafir memiliki keistimewaan tersendiri, terutama ketika melakukan perjalanan untuk tujuan kebaikan.
Doa-doa tersebut seringkali ditulis di atas kertas dan disimpan hingga tiba di tempat suci.
“Ketika berada di dekat Ka’bah, saya membaca dan memohon, ‘Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, mohon kabulkan semua doa-doa yang telah dititipkan’,” jelasnya.
UAH juga menekankan bahwa perjalanan ke tanah suci bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga perjalanan spiritual.
Ia mengajak jamaah untuk menyadari bahwa setiap langkah mereka menuju tempat ibadah adalah kesempatan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu, UAH mengingatkan agar kita tidak hanya fokus pada permohonan pribadi. Doa untuk orang lain, terutama keluarga, sahabat, dan umat Muslim lainnya, juga sangat penting.
Dengan mendoakan orang lain, kita memperluas jangkauan doa kita dan meningkatkan peluang pengabulan.
Menurutnya, ketika kita meminta doa kepada Allah, penting untuk melibatkan rasa syukur dalam setiap permohonan.
“Sampaikan juga rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan,” tuturnya.
Dengan demikian, kita tidak hanya meminta, tetapi juga menghargai apa yang sudah ada.
UAH juga menjelaskan bahwa Allah sangat dekat dengan hamba-Nya yang berdoa. Dalam perjalanan, kita perlu ingat bahwa setiap waktu adalah kesempatan untuk berbicara dengan-Nya.
“Jangan ragu untuk mengungkapkan isi hati,” katanya.
UAH menekankan bahwa doa musyafir bukan hanya tentang permohonan, tetapi juga tentang pengakuan akan kebesaran Allah.
“Setiap perjalanan harus diiringi dengan pengharapan dan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa kita,” tambahnya.
UAH menegaskan kembali bahwa setiap perjalanan memiliki makna. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momen tersebut untuk berdoa dan mengharapkan yang terbaik.
“Semoga kita semua diberi kemudahan dalam berdoa dan mendapatkan pengabulan dari Allah,” tutupnya.