bukamata.id – Sebagai daerah yang banyak melahirkan musisi-musisi kenamaan, Kota Bandung memiliki tempat rilisan fisik. Lokasinya berada di Jalan Dipatiukur Nomor 68.
Jika anda melintas dari arah kampus Universitas Padjadjaran menuju persimpangan Dago, letaknya ada di sebelah kanan. Patokan mudahnya, anda bisa melihat lokasi ini dari SPBU Dago.
Perhatikan ruko-ruko yang ada di seberangnya. Di lantai dua, anda akan melihat ada tumpukan kaset beserta beberapa kawula muda yang sibuk mencari rilisan fisik kesukaan mereka.
Lalu saat anda mendekat, suara-suara bising distorsi gitar atau dentuman bas serta drum dari musisi-musisi lawas akan mengingatkan anda pada masa-masa jaya rilisan fisik.
Saat sore hari, DU 68 tampak ramai dipenuhi pengunjung yang merupakan kawula muda. Di tengah kemudahan menikmati layanan pemutar musik via aplikasi digital, para pemuda yang usianya rata-rata 20-an tahun ini masih mencari jejak-jejak lama, peninggalan sejarah industri musik, yakni rilisan fisik.
“Seru aja. Kayak kita bisa nemuin hal-hal yang mungkin belum ada di internet,” kata Andito (20), Senin (14/8/2023).
Mahasiswa yang sedang melanjutkan pendidikan di Jakarta itu mulai gemar mengoleksi rilisan fisik sejak beberapa tahun belakangan. Beberapa kota disambanginya untuk mencari rilisan fisik kaset.
Di Bandung, ia langsung menjadikan DU 68 sebagai tempatnya berburu. Andito mengaku selalu tertarik pada sampul kaset. Musisi yang merilis album akan menulis semacam ucapan terima kasih.
Lewat sampul itu pula, biasanya kita yang tertarik menguliti jejaring atau kawan dekat musisi favorit kita bisa menemukannya, karena biasanya sang musisi akan menuliskannya pada bagian ‘thanks to’.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini