bukamata.id – Generasi Z dan milenial yang semakin menggandrungi budaya K-Pop telah mengubah lanskap budaya di Indonesia. Grup-grup seperti BTS, Blackpink, NCT, dan Twice tidak hanya memikat dengan musik mereka, tetapi juga memperkenalkan budaya Korea secara lebih luas, dari makanan hingga cara berkomunikasi.
Menurut Kiai Milenial, Irfan Amalee, fenomena K-Pop bisa disamakan dengan gerakan budaya karena mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku generasi milenial dan Z.
“Tak heran, banyak penggemar yang rela menggelontorkan uang untuk tiket konser idola mereka meskipun dengan harga yang tinggi,” ucap Irfan dikutip laman Muhammadiyah, Sabtu (16/3/2024).
Namun, yang menarik adalah bagaimana fenomena K-Pop ini telah bertransformasi menjadi gerakan sosial. Irfan mencatat bahwa para penggemar K-Pop, yang dikenal sebagai K-Popers, tidak hanya fokus pada kesenangan semata, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk Palestina.
“Dalam waktu singkat, lebih dari satu miliar terkumpul sebagai bentuk dukungan,” ujarnya.
Menurut Irfan, rahasia kesuksesan K-Popers terletak pada kekuatan storytelling. Mereka tidak hanya mengagumi idolanya, tetapi juga memahami cerita hidup di balik mereka.
“Dengan memasuki ranah ini, Muhammadiyah bisa memanfaatkan budaya populer sebagai alat dakwah yang efektif, memperkenalkan nilai-nilai Islam berkemajuan kepada generasi muda,” ungkapnya.
Selain fenomena K-Pop, survei terbaru dari Deloitte mengungkapkan bahwa 40% dari Generasi Z dan Milenial lebih sering bersosialisasi melalui video game daripada di dunia nyata.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini