“Video game, terutama mobile game, telah menjadi jaringan sosial baru bagi generasi ini, bahkan untuk Gen Alpha yang lebih muda. Kabarnya ISIS merekrut anggotanya salah satunya melalui game ini,” katanya.
Menurut Irfan, Muhammadiyah perlu menyadari pentingnya terlibat dalam ranah ini sebagai bagian dari strategi dakwah kultural. Yang pertama-tama harus dilakukan adalah tidak menganggap negatif aktivitas bermain game.
“Dengan demikian, Muhammadiyah dapat mendekati dan membangun hubungan dengan kalangan pecinta game, sehingga pesan-pesan dakwah Islam dapat disampaikan dengan lebih efektif kepada mereka,” jelasnya.
Irfan menyarankan, agar menggunakan platform game dan K-Pop sebagai media untuk menyebarkan pendidikan tentang nilai-nilai Islam. Buatlah konten edukatif yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda.
“Ajak mereka untuk berdiskusi dan bertukar pendapat tentang isu-isu yang relevan dengan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Generasi Z dan Milenial cenderung menyukai hal-hal yang sederhana dan mudah diikuti. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar langkah-langkah dakwah Muhammadiyah tetap simpel, mudah dipahami, dan membangun cerita yang menarik.
“Dengan pendekatan ini, kita dapat menciptakan kesadaran bahwa menjadi penggemar K-Pop dan gamer sekaligus menjadi kader Muhammadiyah adalah hal yang mungkin dan relevan. Mengapa tidak?” tandasnya.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini