Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Dedi Mulyadi Sindir Parung Panjang Rusak Akibat Proyek Jakarta-Tangerang

Rabu, 18 Juni 2025 11:30 WIB

Darurat Tanah Bergerak di Purwakarta, Desa Pasirmunjul Jadi Zona Rawan Bencana

Rabu, 18 Juni 2025 11:00 WIB

44 Orang Terlibat dalam Markas Judi Mewah di Bandung, Polisi Sita Dana Miliaran

Rabu, 18 Juni 2025 10:47 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Dedi Mulyadi Sindir Parung Panjang Rusak Akibat Proyek Jakarta-Tangerang
  • Darurat Tanah Bergerak di Purwakarta, Desa Pasirmunjul Jadi Zona Rawan Bencana
  • 44 Orang Terlibat dalam Markas Judi Mewah di Bandung, Polisi Sita Dana Miliaran
  • Adik Bahar bin Smith Jadi Korban Pemerkosaan, Begini Kronologinya
  • Waktu Terbatas, Persib Maksimalkan Program Fisik Jelang Piala Presiden 2025
  • Profil Sahar Emami: Pembawa Berita IRIB yang Tetap Siaran Meski Diserang Rudal Israel
  • ASN Bisa WFA: Kebijakan Baru PANRB Soal Fleksibilitas Kerja Pegawai Negeri
  • Harga LPG 3 Kg di Bandung Raya Naik Jadi Rp19.000, Ini Alasan dan Dampaknya
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Rabu, 18 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Gaya Hidup

Kemarau Basah: Fenomena Aneh di Musim Kering, Ini Penjelasan BMKG, Dampak Nyata, dan Cara Menghadapinya

Aga GustianaJumat, 23 Mei 2025 15:35 WIB
Ilustrasi. Curah hujan tinggi di musim kemarau akibat kemarau basah. (Foto: Freepik)

bukamata.id – Kemarau basah menjadi istilah yang kini ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia, terutama menjelang pertengahan tahun 2025. Alih-alih kering dan minim hujan seperti biasanya, musim kemarau tahun ini justru disertai curah hujan tinggi yang tidak lazim.

Fenomena ini mengundang banyak pertanyaan. Apa penyebabnya? Apakah berbahaya? Dan bagaimana masyarakat harus menyikapinya?

Apa Itu Kemarau Basah? Definisi dan Penjelasan Ilmiah

Kemarau basah adalah kondisi ketika wilayah yang seharusnya mengalami musim kemarau tetap mendapat hujan dalam intensitas sedang hingga tinggi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini terjadi akibat anomali atmosfer dan laut yang memicu gangguan pola iklim regional.

Dr. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Kepala BMKG yang juga lulusan University of Tokyo dalam bidang hidrometeorologi, menyatakan bahwa kemarau basah tahun ini disebabkan oleh kombinasi antara La Nina lemah dan pemanasan suhu muka laut di perairan Indonesia.

“Meski kita masuk musim kemarau, ada kelembapan tinggi dari wilayah Samudera Hindia dan Pasifik yang terbawa angin monsun timur, menyebabkan hujan masih sering terjadi di beberapa wilayah,” ujar Dr. Dwikorita.

Baca Juga:  Prediksi BMKG: Desember Jadi Fase Puncak Musim Hujan

Fenomena ini bukan hanya langka, tetapi juga memengaruhi sektor pertanian, infrastruktur, dan kesehatan masyarakat.

Dampak Kemarau Basah Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Kemarau basah berdampak luas, mulai dari keterlambatan panen hingga meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi. Wilayah seperti Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan sebagian Sulawesi dilaporkan masih mengalami banjir lokal meski seharusnya sudah kering.

Dr. Armi Susandi, M.T., pakar klimatologi dari ITB dan lulusan Universität Hamburg, mengungkapkan bahwa curah hujan di musim kemarau dapat menyesatkan petani dalam menentukan jadwal tanam.

“Jika petani mengira kemarau sudah masuk dan menanam padi atau palawija, lalu tiba-tiba hujan deras turun, itu bisa merusak seluruh fase awal pertumbuhan,” jelas Armi.

Selain sektor pertanian, masyarakat juga harus waspada terhadap meningkatnya risiko penyakit seperti leptospirosis dan DBD akibat genangan air yang bertahan lama.

Penjelasan Resmi BMKG dan Proyeksi Musim Kemarau 2025

Menurut data resmi dari BMKG yang dirilis pada Mei 2025, kemarau basah ini diprediksi akan berlangsung hingga Agustus, dengan pola cuaca yang tidak merata. Artinya, beberapa daerah akan tetap kering, sementara lainnya masih diguyur hujan secara periodik.

Baca Juga:  Hadir di World Economic Forum, Jabar Perkuat Jaringan Pembiayaan Perubahan Iklim

Dalam laporan iklim BMKG yang berjudul “Outlook Musim Kemarau 2025”, dijelaskan bahwa sekitar 30% wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan khatulistiwa, akan mengalami anomali ini. Dokumen tersebut bisa diakses melalui situs resmi BMKG.go.id.

Strategi Menghadapi Kemarau Basah: Dari Individu hingga Pemerintah

Untuk menghadapi fenomena kemarau basah, masyarakat disarankan untuk tetap memperhatikan peringatan cuaca dari BMKG dan menyesuaikan aktivitas harian, khususnya di bidang pertanian dan konstruksi.

Pemerintah daerah diminta memperkuat sistem drainase dan kesiapsiagaan bencana, terutama di wilayah rawan longsor dan banjir. Petani disarankan berkonsultasi dengan penyuluh pertanian untuk menyesuaikan kalender tanam dan memilih varietas tanaman yang lebih tahan terhadap fluktuasi cuaca.

Masyarakat umum juga dapat berperan dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menyediakan logistik dasar seperti jas hujan dan obat-obatan.

Kemarau Basah dan Perubahan Iklim: Korelasi yang Tak Terelakkan

Fenomena kemarau basah tidak bisa dilepaskan dari dampak perubahan iklim global. Sebuah studi dari International Journal of Climatology (2024) menunjukkan bahwa peningkatan emisi gas rumah kaca telah mengubah pola sirkulasi udara tropis dan memperpanjang musim transisi.

Baca Juga:  Begini Penjelasan BMKG Soal Cuaca di Wilayah Jabar Terasa Lebih Panas

Hal ini memperkuat pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi iklim yang berkelanjutan. Mulai dari pengurangan emisi karbon, reboisasi, hingga pembangunan infrastruktur hijau yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Kemarau Basah, Tanda Alam yang Harus Diwaspadai

Kemarau basah bukan sekadar fenomena cuaca tak biasa, tetapi sinyal dari alam bahwa perubahan iklim semakin nyata. Waspada dan adaptif adalah kunci menghadapi ketidakpastian ini.

Dengan pemahaman ilmiah yang tepat, strategi adaptasi yang menyeluruh, dan sinergi antara masyarakat dan pemerintah, dampak kemarau basah dapat diminimalisasi. Mari bersama menjaga alam agar tetap bersahabat dengan kehidupan kita.

Referensi:

  1. BMKG. (2025). Outlook Musim Kemarau 2025. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
  2. International Journal of Climatology. (2024). The Influence of Tropical Ocean Warming on Seasonal Rainfall Patterns in Southeast Asia. Wiley Publishing.
  3. Karnawati, D. (2025). Wawancara dalam rilis pers BMKG, 20 Mei 2025.
  4. Susandi, A. (2025). Diskusi media “Cuaca Ekstrem dan Pertanian”, Institut Teknologi Bandung.

Anomali Cuaca Indonesia BMKG Cuaca Ekstrem kemarau basah Musim Kemarau 2025 perubahan iklim
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Misteri Gunung Lewotobi Laki-Laki: Fakta, Legenda, dan Kepercayaan Warga Sekitar

Rabu, 18 Juni 2025 06:00 WIB

Kuliner Khas Indramayu: 10 Makanan Tradisional yang Bikin Ketagihan

Rabu, 18 Juni 2025 02:00 WIB

Kamu Pasti Nggak Nyangka! Ini 7 Tempat Wisata Alam di Indramayu yang Kecantikannya Bikin Lupa Pulang

Rabu, 18 Juni 2025 01:00 WIB

Temukan Keunikan Nasi Kalong Bandung, Santapan Malam tanpa MSG yang Menggoda

Selasa, 17 Juni 2025 22:15 WIB

Sarapan Enak di Bandung, 3 Tempat Favorit dengan Suasana Unik

Selasa, 17 Juni 2025 19:20 WIB

Cara Daftar PIP 2025: Bantuan Pendidikan untuk Pelajar dari Keluarga Tidak Mampu

Selasa, 17 Juni 2025 07:03 WIB
Terpopuler

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

Wisata Alam Purwakarta yang Lagi Viral: Lokasi, Harga Tiket & Tips Berkunjung

Minggu, 15 Juni 2025 08:04 WIB

Wisata Bandung Hits 2025: Rekomendasi Liburan Keluarga & Pasangan

Rabu, 11 Juni 2025 02:00 WIB

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.