Setelah Nabi shalat di al-Masjid al-Aqsha, kemudian Nabi kembali menaiki Buraq lalu naik ke atas langit dan kembali ke Makkah dalam satu malam.
Hikmah
Selain apa yang terdapat dalam hadits-hadits sahih, cukup banyak ditemukan keterangan di beberapa kitab turas yang menggambarkan dan mendefinisikan Buraq dengan berbagai bentuk dan jenisnya.
Sebagian mungkin mengimajinasikannya dengan Pegasus, kuda bersayap dalam mitologi Yunani, dan sebagian menggambarkannya dengan sedikit berlebihan.
Sebagai seorang muslim, tentu tidak layak untuk terlalu jauh memperdalam definisi hewan ini karena memang bukan termasuk dalam ranah rasional.
Di sisi lain, banyak hal dalam agama Islam yang lebih perlu dipelajari, untuk kemudian dipraktikkan. Apalagi memperdebatkan masalah Buraq ini hingga berlarut-larut.
Penjelasan ini bertumpu pada analisa matan hadits dan bahasa Arab untuk kemudian mendapat penjelasan secara umum bagaimana Nabi Muhammad menjalani Isra’ dan Mi’raj dalam waktu semalam, yaitu dengan menaiki kendaraan super-cepat bernama Buraq.
Hikmah bagi seorang muslim adalah pentingnya memanfaatkan waktu, karena selain shalat dilakukan pada lima waktu dalam sehari, butuh kedisiplinan untuk melakukannya tepat waktu.
Sehingga muslim yang taat bukanlah taat pada ibadah semata, melainkan juga memiliki energi disiplin yang positif dalam beraktivitas selain ibadah.
Seorang muslim juga perlu bergegas dalam melaksanakan shalat semampunya. Selain karena shalat di awal waktu memiliki beberapa keutamaan, bagaimana Allah mewahyukan shalat kepada Nabi juga penuh akan makna kedisiplinan, bagaimana perintah Shalat itu diwahyukan dengan mengangkat Nabi ke atas langit ketujuh dan dengan menaiki kendaraan super-cepat bernama Buraq ini.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini