bukamata.id – Pada tahun 1920-1940, Kota Bandung menjadi tempat laboratorium arsitek Belanda. Maka tak heran, saat ini Kota Bandung memiliki banyak bangunan heritage.
Di tahun-tahun tersebut, arsitek Belanda banyak yang mengeksplorasi kemampuannya di kota ini. Salah satunya yaitu Villa Isola yang terletak di Jalan Setiabudi.
Dikutip dari buku “Dari Villa Isola Ke Bumi Siliwangi” Lulus Abadi dan Sudarsono Katam, rancangan dari villa ini diprakarsai oleh D.W. Beretty,dan menggunakan arsitek yaitu C.P. Wolff Schoemaker.
Rancangan Villa Isola dibuat oleh Wolff Schoemaker pada tahun 1932. Pada tanggal 12 Maret 1933, merupakan peletakan batu pertama pembangunan Villa Isola di Desa Tjidadap.
Pembangunan villa ini terbilang singkat, berkat kerjasama yang baik antara biro arsitek, kontraktor, arsitek, pengawas teknik, dan para mando serta 700 pekerja bangunan.
Villa Isola memulai pembangunan pada bulan Oktober 1932 dan selesai di bulan Maret 1933. Namun, villa ini baru diresmikan ketika 8 bulan kemudian yaitu pada 17 Desember 1933.
Villa Isola sempat berpindah tangan kepada pemilik Hotel Homman saat itu yaitu Rr. J. Van Es, dan ketika tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa.
Sebelumnya, Villa Isola ini dijadikan sebagai tempat tinggal dan kantor komandan divisi tentara Hindia Belanda yang menguasai Kota Bandung.
Lalu, pada masa kependudukan Jepang, Villa Isola ini diduduki dan digunakan sebagai markas tentara dan tempat penyimpanan peralatan perang tentara Belanda yang disita oleh Jepang.
Selain itu juga, tepat di lingkungan Villa Isola terdapat tugu pembukaan perguruan tinggi pendidikan guru yang diresmikan oleh J.M Perdana Menteri Republik Indonesia Mr. Ali Sastroamidjojo pada 20 Oktober 1954
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini