bukamata.id– Kami Putra dan Putri Indonesia…
Kalimat tersebut menjadi kata pembuka di teks sumpah pemuda yang selalu dibacakan setiap tanggal 28 Oktober. Kalimat itu menandakan besarnya peran para pemuda dan pemudi Indonesia di era pergerakan sebelum kemerdekaan.
Untuk sampai pada kongres pemuda II yang melahirkan sumpah pemuda dan menghantarkan kepada kemerdekaan, dari tahun 1900 sampai akhirnya 1945 para pemuda Indonesia bergerak melakukan perubahan era ini disebut dengan Periode Pergerakan Nasional.
1904 – Dewi Sartika Mendirikan Sekolah Isteri di Bandung
Dewi Sartika yang merupakan pejuang wanita berjuang untuk mengangkat martabat kaum perempuan, mendirikan sebuah sekolah khusus perempuan pada tanggal 16 Januari 1904, di Paseban Kulon Pendopo Kabupaten Bandung ini. Pada awal berdirinya Sekolah Isteri memiliki Murid berjumlah dua puluh orang, dengan tiga orang tenaga, yaitu Raden Dewi Sartika, Ibu Purma, dan Ibu Uwit.
Dengan kurikulum yang disesuaikan dengan Sekolah Kelas Dua (Tweede Klasse Inlandsche School) milik pemerintah, tetapi ditambah dengan mata pelajaran keterampilan, seperti memasak, mencuci, menyetrika, membatik, menjahit, menisik, merenda dan menyulam, yang ada hubungannya dengan kepentingan rumah tangga.
Sekolah ini berdiri karena Dewi Sartika yang tumbuh sebagai orang yang selalu menyaksikan pendindasan terhadap kaum perempuan. Pada masa itu perempuan Sunda dianggap lemah, tidak punya pilihan karena terkekang, dan praktik perkawinan paksa yang merajalela.
Pada tahun 1920, Dewi Sartika Menghadap Bupati Bandung Martanegara untuk meminta izin mendirikan sekolah untuk remaja perempuan. Usulan tersebut disambut baik oleh Bupati, alhasil Sekolah Isteri bisa berdiri dengan menggunakan pendopo Kabupaten Bandung atas perintah Martanegara.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini