bukamata.id – Fenomena kesurupan kerap dikaitkan dengan aktivitas roh jahat, hantu, jin ataupun makhluk tak kasat mata yang memasuki tubuh seseorang.
Biasanya, orang yang kesurupan mengalami perubahan perilaku yang seolah dimasuki makhluk halus. Seperti mata melotot, tertunduk diam dengan tatapan kosong, meraung, menggeram hingga berteriak dengan bahasa asing.
Namun, menurut studi, efek seperti kesurupan dapat diciptakan atau dimanipulasi dengan menggunakan berbagai media. Seperti yang diungkapkan oleh ilmuwan dari Max Planck Institute (MPI), Jerman, dan lembaga ilmiah lainnya di Leipzig.
Dalam studinya, mereka mengambil responden 15 praktisi perdukunan berpengalaman dari Jerman dan Austria untuk berpartisipasi dalam eksperimen menggunakan Pencitraan Resonansi Magnetif fungsional (fMRI).
Para dukun itu diminta masuk atau keluar dari kondisi seperti kesurupan atau trance sambil mendengarkan irama tabuhan drum.
Trance merupakan kondisi alamiah dalam kehidupan manusia. Dalam dunia hipnosis, kosakata trance merupakan istilah terjadinya kondisi hypnosis pada seseorang. Sebuah kondisi yang berbeda dengan kondisi kesadaran biasa.
Mengutip Max Planck Institute, para ilmuwan dapat menentukan area otak mana yang kurang lebih terhubung selama perubahan kondisi kesadaran.
Hasilnya menunjukkan semua peserta berhasil mencapai keadaan trance. Keadaan ini dikaitkan dengan simpul jaringan saraf penting, yang diperkuat di tiga area: posterior cingulate cortex (PCC), dorsal anterior cingulate cortex (dACC), dan insula.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini