bukamata.id – Sekelompok petani di Kampung Cikande, Desa Bojonghaleuanh, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, berhasil mengubah lahan rumput seluas 2 hektare menjadi Kube Eduwisata, sebuah objek wisata edukasi pertanian yang inovatif.
Inisiatif ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi para petani, tetapi juga menawarkan pengalaman belajar yang unik bagi pengunjung.
Kube Eduwisata: Dari Ladang ke Destinasi Wisata
Nama Kube Eduwisata sendiri merupakan singkatan dari Kelompok Usaha Bersama, yang mencerminkan semangat egaliter para petani lokal.
“Kube dibentuk oleh para petani lokal. Mereka yang hanya biasa ke ladang menanam dan memanen, mulai mengelola tanaman dan ladang sebagai obyek wisata,” jelas Nining Suningsih, Pengelola Kube Eduwisata, pada Rabu (28/5/2025).
Transformasi ini memungkinkan kelompok tani di Kampung Cikande untuk tidak hanya bergantung pada hasil panen pertanian. Dengan adanya objek wisata edukasi, mereka memiliki penopang ekonomi tambahan, terutama saat hasil panen tidak menentu.
“Alhamdulillah, yang datang ke sini banyak. Rata-rata ingin mencoba mengolah produk sabun herbal, lalu anak-anak juga diajarkan menanam,” tambah Nining.
Kube Eduwisata menawarkan beragam aktivitas yang menarik dan edukatif. Selain mengenal dunia pertanian, pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam:
Pembuatan Sabun Herbal. Salah satu daya tarik utama adalah pemanfaatan daun bunga matahari sebagai bahan dasar sabun herbal.
Para petani mengajarkan anak-anak cara mengolah daun ini menjadi produk yang bermanfaat.
Permainan Tradisional. Pengunjung, terutama anak-anak, bisa menikmati berbagai permainan tradisional seperti bakiak dan sumpit yang memicu motorik mereka.
Apotek Hidup. Di area Kube Eduwisata, ditanam berbagai jenis tanaman yang dikenal sebagai obat-obatan herbal. Pengunjung diajak berjalan-jalan dan mengenal tanaman-tanaman yang disebut sebagai “apotek hidup” ini.
Baru-baru ini, Kube Eduwisata disambangi oleh 190 siswa kelas 1 hingga 5 dari SD Lukmanul Hakim, Kota Bandung. Hilman, salah satu guru dari SD Lukmanul Hakim, menjelaskan alasan memilih Kube Eduwisata sebagai tujuan pembelajaran di luar kelas.
“Pertimbangan kami membawa anak-anak ke sini karena menyajikan tiga pilihan kegiatan. Pertama eksplorasi lingkungan, kedua pembuatan sabun untuk produknya, kemudian permainan tradisional yang memang sangat kita perhatikan,” tutur Hilman.
Pembelajaran di Kube Eduwisata ini terintegrasi dengan mata pelajaran seperti Pengetahuan Alam dan Sosial, memberikan pemahaman yang lebih konkret dengan mempraktikannya secara langsung.
“Ketika diterangkan terkait budidaya lebah madu, kemudian feeding dengan kelinci, itu sangat mengasyikkan bagi anak-anak,” tutup Hilman.
Kube Eduwisata menjadi contoh sukses bagaimana kreativitas dan semangat kebersamaan dapat mengubah potensi lokal menjadi destinasi wisata yang bermanfaat dan inspiratif.