bukamata.id – Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan luar biasa dalam satu malam yang dikenal sebagai Isra Mi’raj. Dimulai dengan menunggangi Buraq dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa (Isra), lalu Nabi SAW naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj).
Perjalanan ini berlangsung hanya satu malam dan menjadi peristiwa penting bagi umat Islam, di mana sholat lima waktu disyariatkan.
Meskipun terdapat berbagai versi tentang waktu terjadinya Isra Mi’raj, pendapat yang paling diterima oleh ulama adalah peristiwa tersebut terjadi pada malam 27 Rajab, tahun ke-10 setelah kenabian.
Peristiwa besar ini tidak lepas dari serangkaian kejadian penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkap awal mula terjadinya Isra Mi’raj.
UAH menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal dari dua kehilangan besar bagi Nabi SAW, yakni wafatnya Sayyidah Khadijah, istri tercinta, dan Abu Thalib, pamannya yang menjadi pelindung utama bagi beliau.
“Wafatnya paman dan istri tercinta adalah ujian besar bagi Nabi SAW. Keduanya adalah perisai terdekat beliau dalam berdakwah. Setelah kehilangan mereka, Nabi SAW merasakan langsung cacian, intimidasi, dan persekusi tanpa perlindungan,” ungkap UAH dikutip dari YouTube Pemburu Manfaat, Senin (27/1/2025).
Menurut UAH, Allah SWT ingin agar Nabi Muhammad SAW sepenuhnya bergantung kepada-Nya, tanpa harapan kepada makhluk.
Kehilangan Sayyidah Khadijah dan Abu Thalib menjadi titik balik yang mengarahkan Nabi SAW untuk menguatkan tawakkalnya hanya kepada Allah.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini