Namun, pasca kekalahan tentara Belanda, area benteng dan bunker ini sempat dikuasai oleh pihak tentara Nippon atau Jepang.
Barulah setelah beberapa tahun kemudian area ini berhasil dikuasai oleh tentara Indonesia. Namun sebelum berhasil direbut, benteng dan bunker ini sempat dirusak oleh tentara Indonesia. Hal itu sengaja dilakukan agar tempat ini tak kembali dikuasai oleh penjajah yang mencoba menginvasi kembali area Bandung Barat.
Disisi lain, Benteng Gedong Dalapan juga menjadi saksi bisu kekejaman Tentara Hindia Belanda Raymond Westerling.
Raymond Westerling merupakan sosok kejam yang menoreh lembar kelam dalam sejarah Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia merupakan tokoh utama dalam tragedi Korban 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan pada periode Desember 1946 hingga Februari 1947.
Kisah jahanam Westerling sebagai pembantai bangsa Indonesia berlanjut. Ia mendukung kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Gerakan tersebut mencoba menguasai Bandung tahun 1950 namun gagal.
Westerling dan para pembelot, gagal menguasai Bandung maka APRA mundur ke arah Cianjur. Sial bagi mereka, Divisi Siliwangi sudah mencegat di sana dan menghabisi para pembelot negara tersebut.
Tapi Westerling tidak ikut terbunuh dalam penghadangan itu. Ia pun melarikan diri. Bahkan, komandan pasukan elit Belanda itu juga pernah bersembunyi di sebuah di Kota Cimahi dan Bandung Barat.
Waktu berlalu, Benteng Gedong Dalapan saat ini berada pada daerah kekuasaan militer TNI Kabupaten Bandung Barat.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini