Namun, Asep juga mengakui bahwa penerapan VAR bukan tanpa tantangan.
“Kami memahami bahwa ada kritik terkait waktu yang dihabiskan untuk beberapa pemeriksaan, terutama dalam kasus kartu merah yang membutuhkan waktu rata-rata lebih dari dua menit,” ucapnya.
“Tentu ini menjadi bagian evaluasi kami dan Komite Wasit sehingga terus dilakukan upaya perbaikan agar prosesnya bisa lebih cepat tanpa mengurangi akurasi,” tambahnya.
Salah satu keunggulan utama VAR adalah kemampuannya untuk meminimalkan kesalahan fatal yang dapat memengaruhi hasil pertandingan.
Dalam 153 pertandingan paruh musim ini, VAR telah memastikan bahwa keputusan-keputusan krusial seperti gol, penalti, dan kartu merah didasarkan pada bukti visual yang jelas.
Sebagai contoh, dalam beberapa pertandingan penting, VAR berhasil mengidentifikasi insiden yang luput dari pengamatan wasit, seperti pelanggaran dalam kotak penalti atau gol yang tidak sah karena offside.
Menurut Asep, hal ini tidak hanya membantu tim mendapatkan keadilan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap integritas kompetisi.
Meskipun memiliki banyak manfaat, VAR juga menghadapi sejumlah kritik, terutama terkait waktu pemeriksaan yang dianggap mengganggu alur pertandingan.
Rata-rata waktu pemeriksaan 61,9 detik mungkin terlihat singkat, tetapi dalam konteks pertandingan yang intens, ini dapat menjadi momen yang terasa lama bagi pemain dan penonton.
“Kami terus berkomunikasi dengan semua pihak, termasuk wasit dan pelatih, untuk memastikan bahwa VAR digunakan secara optimal. Kami juga menerima masukan dari para suporter karena mereka adalah bagian penting dari sepak bola. Fokus kami adalah bagaimana teknologi ini dapat terus berkembang untuk mendukung kompetisi yang lebih baik,” kata Asep.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini