“Beberapa yang harus disiapkan yaitu, penataan PKL kita akan tata dengan solusi terbaik, jangan sampai diusir begitu saja. Kita perlu kerja bersama-sama. Kita juga perlu siapkan kantong-kantong parkir yang tepat agar tidak terjadi kekumuhan akibat parkir liar. Supaya tujuan wisata ke Jalan Kelenteng ini bisa membuat nyaman siapapun yang ada di sana,” paparnya.
Selain itu, Pemkot Bandung bersama komunitas Tionghoa dan Duta Kampung Toleransi juga akan melakukan inovasi pengolahan sampah.
“Ternyata Komunitas Tionghoa dan Kampung Toleransi juga sudah sering diskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengenai inovasi ini. Terima kasih, inovasi yang diberikan membuat saya optimis kita bisa menyelesaikan permasalah sampah dengan cepat,” ujar Bambang.
Menanggapi hal tersebut, Pengelola Sampah Kampung Toleransi, Yaya Suhaya merencanakan inovasi mesin Nawasena sebagai alat pengolah sampah residu organik maupun anorganik.
“Jadi nanti kita pisahkan bahan yang bisa merusak pisau seperti batu kaca. Kemudian yang lainnya kita bisa cacah dengan dicampur additive. Pembakaran akan mencapai 1.000 derajat lebih,” jelas Yaya.
Dalam rencana pengolahannya, ia akan memberikan bahan perekat dari singkong untuk membuat recahan sampah menjadi lebih padat untuk diolah. Setelah itu, hasil olahan sampah dicetak menjadi briket.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini