bukamata.id – Pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 dirasakan jemaah penuh dengan kejutan. Seperti yang dirasakan jemaah haji asal Kota Denpasar, Provinsi Bali bernama Roeli Winarni.
Sebelum berangkat, Roeli yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 46 Embarkasi Surabaya (SUB 46) ini mengaku mendapat informasi ada banyak pengurangan layanan bagi jemaah haji 2023.
Misalnya, dia menyebut bahwa tahun ini jemaah haji tidak mendapat gelang identitas dan makan hanya dua kali sehari.
Padahal, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang harus dibayar jemaah lebih mahal.
Teman-temannya yang berangkat ibadah haji pada tahun 2022 juga mengatakan hal sama. Mereka cerita bahwa layanan haji saat itu sangat enak, makan tiga kali, dapat gelang identitas, dan biaya murah.
“Senior-senior haji kami banyak yang bilang, enakan masih jaman haji sebelum 2023: makan tiga kali, dapat gelang identitas, dan biaya murah,” kata Roeli, Kamis (4/8/2023).
Roeli mengaku, hal itu sempat membuat dirinya berkecil hati. Namun, setelah berangkat ke Tanah Suci pada 11 Juni 2023, banyak kejutan yang Roeli rasakan.
Surprise itu berawal dari embarkasi Surabaya, saat dirinya bersama jemaah yang lain mendapat gelang identitas. Tiba di hotel Makkah (603), pukul 06.25 waktu Arab Saudi (WAS), hidangan makan pagi juga telah siap dibagikan ke jemaah.
“Surprise banget, awalnya informasi tidak ada sarapan ternyata ada, awalnya tidak ada gelang identitas ternyata ada. Bahkan bukan hanya gelang, identitas kita juga kita pakai di kalung, di tas bagasi maupun tas kabin,” akunya.
Bahkan, Roeli sampai memotret gelang identitas dan sarapan paginya untuk dikirimkan ke teman-temannya di tanah air yang pernah mengatakan bahwa jemaah haji tahun ini tidak mendapatkan keduanya.
“Ini lho, saya dapat gelang identitas dan dapat sarapan,” ujarnya dilansir dari laman Kemenag.
Roeli makin girang menceritakan kejutan berikutnya. Itu terjadi saat dia mendengar sambutan Menteri Agama (Menang), Yaqut Cholil Qoumas saat melepas kepulangan jemaah haji asal embarkasi Batam di Syisa-Makkah.
Menag Yaqut saat itu mengumumkan kebijakan bahwa setiap jemaah akan mendapatkan air Zam-zam sebanyak 10 liter.
Kejutan ini juga dirasakan oleh Muhsinin, jemaah SUB 46 asal Denpasar Timur Bali, yang berangkat bersama Roeli Warni. Dia mengaku sangat surprise dan bahagia mendengar informasi bahwa jemaah mendapat air zam-zam lebih dari biasanya.
”Pemerintah memahami bahwa oleh-oleh jemaah haji yang dinanti-nanti ya air Zam-zam. Jadi kami tak perlu lagi kucing-kucingan dengan petugas maupun pihak penerbangan untuk membawa air zam-zam di dalam koper,” tandasnya.