bukamata.id– Badan Geologi mengungkap sejumlah faktor penyebab longsor di kawasan wisata dan sumber mata air Cipondok, Kabupaten Subang yang menimbulkan dua korban jiwa.
Dalam penjelasannya, Badan Geologi menyebut sebelum longsor terjadi, muncul bidang gelincir rotasi yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan. Bidang ini tercipta karena kandungan air pada alur anak sungai.
“Longsoran tersebut membentuk gawir tapal kuda/melengkung serta morfologi tapal kuda melengkung masih nampak pada area persawahan atau bagian atas mahkota longsoran yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah longsoran lama,” ucap Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dikutip dari detikJabar Sabtu (13/1).
Wafid melanjutkan, faktor lain penyebab longsor adalah adanya morfologi berupa cekungan mempengaruhi air yang banyak terakumulasi di lokasi yang masuk kategori rawan longsor.
“Kedua adalah litologi dimana terdapat kontak litologi bagian atas merupa tufa produk dari gunung api dan bagian bawah merupakan breksi dan lahar yang berasal dari gunung api tua. Yang ketiga sudah muncul retakan-retakan sebelumnya di area atas sekitar mahkota longsor,” ujarnya.
Selain itu, curah hujan tinggi di Subang saat sebelum kejadian ditengarai juga jadi faktor penyebabnya. Dia mengungkapkan, hujan yang turun tergolong hujan dengan intensitas lebat sehingga membuat pergerakan tanah dan mengakibatkan longsor.
“Longsor dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Berdasarkan rilis dari BMKG curah hujan di Pos ARG Subang mencapai 17.6 mm/jam (16.50 – 17.50 WIB) dan tergolong hujan lebat,” tutup Wafid.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini