Close Menu
Bukamata.idBukamata.id
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Terbaru

Jaga Kondisi di Tengah Liburan, Pemain Muda Persib Serius Siapkan Diri untuk Maung Bandung

Rabu, 18 Juni 2025 15:30 WIB

Kaget Ada Kasino Berkedok Tempat Futsal, Wali Kota Bandung Akui Kecolongan

Rabu, 18 Juni 2025 14:30 WIB

Anies Baswedan di Forum Cendekia Unisba: Dosen Harus Jadi Teladan di Era AI

Rabu, 18 Juni 2025 14:13 WIB
Facebook X (Twitter) Instagram
Terbaru
  • Jaga Kondisi di Tengah Liburan, Pemain Muda Persib Serius Siapkan Diri untuk Maung Bandung
  • Kaget Ada Kasino Berkedok Tempat Futsal, Wali Kota Bandung Akui Kecolongan
  • Anies Baswedan di Forum Cendekia Unisba: Dosen Harus Jadi Teladan di Era AI
  • Purwakarta Siaga: Tanah Bergerak Terus Meluas, Warga Dilarang Mendekat
  • Cegah Guru Dipidana, Dedi Mulyadi Wajibkan Orang Tua Bikin Surat Pernyataan
  • Dukung Pekerja Aman dan Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Hadir di Job Fair Bandung 2025
  • 4 Fakta Markas Judi di Bandung Berkedok Tempat Futsal
  • Fasset Perkuat Eksistensi di Indonesia dengan Inovasi Kripto Syariah dan Fitur Baru
Facebook Instagram YouTube X (Twitter)
Bukamata.idBukamata.id
Rabu, 18 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Olahraga
  • Persib
  • Index
Bukamata.idBukamata.id
Home»Berita

Dinilai Baik, Ekonom Dorong Pengelolaan Pangan Era Soeharto Kembali Diterapkan

Putra JuangSabtu, 27 Juli 2024 15:27 WIB
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Prof. Didin. (Foto: tangkapan layar)

bukamata.id – Pengelolaan pangan di era Presiden Soeharto didorong untuk kembali diterapkan demi mengatasi masalah ketimpangan yang saat ini terjadi di Indonesia.

Begitu disampaikan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Prof. Didin dalam kegiatan Sekolah Demokrasi bertajuk ‘Ekonomi Politik Indonesia’ melalui Zoom Meeting, Sabtu (27/7/2024).

Menurutnya, Bulog sudah menjalankan operasi pengendalian harga dengan sangat baik selama era Soeharto.

“Instrumen-instrumen untuk mengoreksi ketimpangan ini yang harus diperbaiki antara lain Bulog, kembali ke zaman Soeharto menurut saya, instrumen stabilitas pangan dan ini mengatur bukan hanya beras waktu itu minimal 9 bahan pokok,” ucap Prof. Didin.

Baca Juga:  Kaum Intelektual Diminta Cari Inovasi atasi Kebrutalan Politik Uang di Indonesia

Didin menilai, peran Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) saat ini sering kali terjadi konflik.

“Bulog itu hanya operator. Jadi terjadi konflik bahkan Bapanas itu memanipulasi data untuk import bahkan kemarin ada lembaga yang menduga bahwa Bulog dan Bapanas itu justru ada harga mark up untuk import ada dugaan,” katanya.

Menurutnya, smasa Orde Baru, Bulog bertugas sebagai penyangga pasokan dan harga kebutuhan pangan nasional.

“Jadi kalau bulog zaman dulu, itu adalah instrumen stabilitas bukan hanya pangan tapi juga ekonomi dan akhirnya juga ke politik,” ujarnya.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Soroti Ketimpangan Dana Bantuan Sekolah, Janji Perbaiki Sistem Pendidikan di Jabar

Kemudian, instrumen lainnya yang perlu diperbaiki adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Didin pun mendorong KPK untuk kembali menjalankan perannya sebagai lembaga independen.

“KPK kembali ke Undang-undang lama. Menurut saya harus kembali KPK sebagai instrumen karena sekarang kebocoran yang terjadi itu sudah sangat besar sekali, menurut penelitian saya itu sudah di atas rata rata orde baru 40 persen,” jelasnya.

“Oleh karena itu KPK harus menjadi komisi negara yang independen kembali,” lanjutnya.

Baca Juga:  INDEF Wanti-wanti Pemerintahan Prabowo-Gibran Naikkan Rasio Utang 50 Persen dari PDB

Didin juga turut menyoroti peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang saat ini masih sangat lemah.

“KPPU yang sekarang masih lemah posisinya itu mencegah kartelisasi seperti KPK, punya kemampuan untuk menyadap dan lain sebagainya,” ucapnya.

Didin mengatakan, peran KPPU ini salah satunya adalah untuk mengurangi ketimpangan dalam rangka mencapai pemerataan dan adil makmur untuk semua pihak.

“KPPU ditargetkan menyehatkan pasar dan para pelaku ekonominya serta mencegah kartelisasi dan oligarki ekonomi dan jadi penopang pemerintah dalam mendorong pelaku ekonomi jadi pemain industrial yang efisien dan inovatif,” tandasnya.

INDEF ketimpangan Pengelolaan pangan Presiden Soeharto
Share. Facebook Twitter WhatsApp

Jangan Lewatkan

Kaget Ada Kasino Berkedok Tempat Futsal, Wali Kota Bandung Akui Kecolongan

Rabu, 18 Juni 2025 14:30 WIB

Anies Baswedan di Forum Cendekia Unisba: Dosen Harus Jadi Teladan di Era AI

Rabu, 18 Juni 2025 14:13 WIB

Purwakarta Siaga: Tanah Bergerak Terus Meluas, Warga Dilarang Mendekat

Rabu, 18 Juni 2025 14:00 WIB

Cegah Guru Dipidana, Dedi Mulyadi Wajibkan Orang Tua Bikin Surat Pernyataan

Rabu, 18 Juni 2025 13:31 WIB

Dukung Pekerja Aman dan Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Hadir di Job Fair Bandung 2025

Rabu, 18 Juni 2025 13:10 WIB

4 Fakta Markas Judi di Bandung Berkedok Tempat Futsal

Rabu, 18 Juni 2025 13:00 WIB
Terpopuler

3 Spot Hidden Gem Bandung Buat Healing di Akhir Pekan

Kamis, 12 Juni 2025 06:00 WIB

Rekomendasi Wisata Bogor Terbaru dan Terpopuler: Cocok untuk Liburan Keluarga dan Pasangan

Sabtu, 14 Juni 2025 16:34 WIB

Wisata Alam Purwakarta yang Lagi Viral: Lokasi, Harga Tiket & Tips Berkunjung

Minggu, 15 Juni 2025 08:04 WIB

Wisata Bandung Hits 2025: Rekomendasi Liburan Keluarga & Pasangan

Rabu, 11 Juni 2025 02:00 WIB

Wisata Garut Paling Populer 2025: Mulai dari Gunung Sampai Pantai

Sabtu, 14 Juni 2025 01:00 WIB
Facebook Instagram YouTube
Bukamata.id © 2025
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.