bukamata.id – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengingatkan pentingnya menghentikan praktik sunat perempuan yang dapat menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis seumur hidup.
Hal itu disampaikan Menag Nasaruddin dalam Seminar Nasional bertajuk Memperkuat Otoritas Negara dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, yaitu Pencegahan Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP)/Sunat Perempuan dan Perkawinan Anak, di Hotel Grand Kemang, Jakarta.
Menag menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan harus dimulai dengan upaya pencegahan praktik sunat yang menyebabkan penderitaan.
“Saya ingin sekali mengingatkan dan mengimbau bahwa pandangan-pandangan seperti ini untuk memberdayakan perempuan, mencegah terjadinya penderitaan abadi perempuan dalam bentuk khitan perempuan ini tetap harus dilakukan,” ucap Menag dikutip laman NU Online, Selasa (31/12/2024).
Menag mengatakan bahwa meskipun upaya pencegahan praktik sunat perempuan di kota-kota besar dan klinik-klinik sudah mulai dilakukan dengan pendekatan medis yang lebih tepat, tetapi praktik ini masih sangat marak di daerah-daerah pedesaan.
Bahkan, di beberapa daerah, dukun-dukun tradisional masih melanjutkan praktik tersebut dengan alasan budaya atau pamali yang kental.
“Satu hal yang perlu kita lanjutkan sampai di perdesaan, karena di perdesaan itu masih ada perempuan yang dikhitan, dukun-dukun itu masih beroperasi dengan segala macam tujuannya seperti pamali jika tidak dilakukan,” jelasnya.
Menag juga menyoroti pemahaman yang salah terkait sunat perempuan dalam pandangan sebagian kalangan medis dan agamawan.
Dapatkan berita menarik lainnya dari Bukamata.id di Google News, Klik di Sini