bukamata.id – Kisruh naturalisasi pemain di sepak bola Malaysia kembali jadi sorotan besar setelah FIFA belum juga mengumumkan keputusan resminya. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) serta tujuh pemain yang terlibat kini berada dalam ketidakpastian yang semakin panjang.
Hingga Jumat dini hari, 31 Oktober 2025, waktu yang sebelumnya disebut sebagai tenggat pengumuman telah berlalu, namun FIFA masih bungkam. Keheningan ini menimbulkan tanda tanya besar—baik mengenai masa depan para pemain naturalisasi maupun reputasi FAM di mata dunia.
Sebelumnya, FAM sempat memberi isyarat bahwa keputusan Komite Banding FIFA akan diumumkan pada 30 Oktober. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang dirilis badan sepak bola dunia itu.
Baca Juga: 7 Pemain Terancam! Ini Tenggat Maut AFC untuk FAM dalam Kasus Naturalisasi
Akar Kasus: Dugaan Dokumen Palsu
Skandal ini bermula dari laporan yang masuk ke FIFA pada Juni 2025. Setelah melakukan penyelidikan tertutup selama dua bulan, FIFA menemukan indikasi bahwa dokumen silsilah pemain yang diajukan FAM berisi informasi palsu.
Data menyebutkan bahwa kakek atau nenek dari tujuh pemain naturalisasi tersebut sebenarnya lahir di Spanyol, Argentina, dan Brasil—bukan di Malaysia seperti yang tercantum dalam dokumen resmi.
Perkembangan terbaru datang dari Argentina. Media lokal Capital de Noticias menerbitkan salinan akta kelahiran asli kakek Facundo Garces, salah satu pemain yang diselidiki. Dokumen itu menegaskan bahwa leluhur Garces lahir di Argentina, bertentangan dengan data yang disampaikan FAM. Bukti tersebut diyakini menjadi bagian penting dalam berkas penyelidikan FIFA.
Sanksi Awal dan Proses Banding
Pada 6 Oktober 2025, FIFA menjatuhkan sanksi awal: denda sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar Rp5,8 miliar) kepada FAM, serta 2.000 franc Swiss untuk masing-masing pemain. Ketujuh pemain itu juga dilarang berpartisipasi dalam seluruh kegiatan sepak bola selama 12 bulan.
Baca Juga: Sanksi FIFA Mengintai! Bukti Baru Facundo Garces Bikin FAM Kian Sulit Berkelit
Salah satu di antaranya adalah Hector Hevel, pemain kunci dalam beberapa kemenangan besar tim nasional Malaysia.
Sebagai respons, FAM segera menunjuk firma hukum internasional untuk menyiapkan banding resmi. Mereka juga meminta FIFA menyerahkan seluruh dokumen dan dasar hukum keputusan tersebut. Banding diajukan pada 14 Oktober, namun hingga saat ini hasilnya belum diumumkan.
Ancaman Sanksi Tambahan dari AFC
Selain FIFA, Federasi Sepak Bola Asia (AFC) juga dikabarkan memantau kasus ini secara dekat. Jika terbukti Malaysia menurunkan pemain tidak sah, AFC berpotensi membatalkan hasil beberapa pertandingan—termasuk kemenangan 4–0 atas Vietnam dan laga melawan Nepal pada Kualifikasi Piala Asia 2027.
Kehilangan enam poin dari dua pertandingan itu bisa menjatuhkan Malaysia dari puncak klasemen Grup F dan menggagalkan langkah mereka menuju putaran final.
Baca Juga: FAM Tak Terima Dokumen Asli Pemain Naturalisasi Malaysia Bocor ke Publik
Krisis Kepercayaan Publik
Lebih dari sekadar sanksi, kasus ini memunculkan krisis kepercayaan terhadap manajemen FAM. Banyak pihak menilai, upaya pembelaan FAM dengan alasan “kesalahan administratif” justru memperburuk persepsi publik.
Pakar sepak bola nasional, Datuk Pekan Ramli, menilai FAM perlu berhenti mencari pembenaran dan mulai berbenah secara struktural. “Sepak bola tidak bisa dibangun di atas dasar manipulasi dokumen,” ujarnya.
Momentum untuk Reformasi
Skandal ini kini dianggap sebagai momen penting untuk mereformasi tata kelola sepak bola Malaysia. Ketika kejujuran dan transparansi diabaikan demi hasil instan, reputasi nasional yang dipertaruhkan.
Seluruh mata kini tertuju pada FIFA—putusan akhir mereka bukan hanya akan menentukan nasib tujuh pemain, tapi juga masa depan kepercayaan publik terhadap sepak bola Malaysia
Baca Berita bukamata.id lainnya di Google News









